Setelah Minyak Goreng dan Kedelai, Kini Harga Gula juga Alami Kenaikan di Bandarlampung

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG - Harga gula di sejumlah pasar tradisional di Kota Bandarlampung mengalami kenaikan harga dimana satu kilogram gula pasir dijual dengan harga Rp14 ribu per kilogram dari sebelumnya hanya Rp12.500 per kilogram.

"Untuk gula pasir tiga hari terakhir mengalami kenaikan harga," ujar salah seorang pedagang sembako di Pasar Tradisional Kangkung, Hasan, di Bandarlampung, Rabu.

Ia mengatakan, kenaikan harga komoditas tersebut terjadi sejak tiga hari terakhir dengan harga jual terkini sebesar Rp14.000 kilogram. "Awal gula pasir ini dijual sekitar Rp12 ribu sampai Rp12.500 per kilogram, sekarang menjadi Rp14 ribu per kilogram," katanya.

Hal serupa juga dikatakan oleh pedagang di Pasar Tradisional Tamin, Lestari. "Harga gula pasir naik kalau saya jual Rp14 ribu per kilogram, tapi ada yang Rp15 ribu per kilogram juga," ucap Lestari.

Dia mengatakan, kenaikan harga gula eceran tersebut terjadi akibat kenaikan pada harga modal di tingkat pedagang.

"Harga modal per karung saja sudah naik, selisih dari harga sebelumnya sekitar Rp5.000. Kita juga kurang paham kenapa harga gula naik setelah kemarin harga minyak goreng dan kedelai naik. Karena harga modal naik jadi harga eceran juga naik dalam beberapa hari terakhir, kasihan pedagang yang jualan untuk warung-warung kecil kalau harga meningkat terus," katanya lagi.

Kenaikan harga gula pasir tersebut juga terjadi di sejumlah pasar tradisional lainnya seperti di Pasar Tugu Tanjung Karang dan Pasar Cimeng Teluk Betung dengan rata-rata harga jual di tingkat pedagang berkisar Rp14 ribu hingga harga tertinggi Rp15.500 per kilogram.

Diketahui di tengah kenaikan harga gula, Lampung menjadi salah satu daerah penghasil tebu dengan luasan lahan tebu pada 2021 berdasarkan data Kementerian Pertanian seluas 135.341 hektare, dan produksinya di tahun yang sama mencapai 764.481 ton.

Sedangkan sejumlah daerah yang masuk sebagai sentra produksi tebu ada di Kabupaten Lampung Tengah dengan produksi pada 2018 mencapai 281,23 ribu ton, Tulang Bawang 159,35 ribu ton, Waykanan 147,69 ribu ton, Lampung Utara 53,08 ribu ton, dan Tulang Bawang Barat 1,29 ribu ton.