Banjir dan Kebakaran Bencana Paling Dominan Awal 2022 di Aceh

SHARE

Arsip - Sejumlah mobil barang bukti Kepolisian terendam saat banjir melanda Kota Lhoksukon, Aceh Utara, Aceh, Senin (3/1/2022). (ANTARA FOTO/Rahmad/rwa)


CARAPANDANG - Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebutkan peristiwa banjir dan kebakaran permukiman menjadi bencana yang paling banyak terjadi pada awal tahun 2022 di wilayah provinsi paling barat Indonesia itu.

"Frekuensi bencana banjir dan kebakaran permukiman menjadi bencana yang paling banyak terjadi dibandingkan bencana lainnya yang terjadi di Aceh pada awal 2022," kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas di Banda Aceh, Minggu.

Ilyas menilai frekuensi banjir yang tinggi di Tanah Rencong itu akibat semakin luas kerusakan hutan (deforestasi), yang menyebabkan bertambah degradasi hutan sehingga kemampuan hutan untuk menampung air hujan semakin melemah.

“BMKG di awal tahun 2022 memang sudah memberi peringatan tingginya frekuensi hujan di beberapa wilayah Aceh namun bencana banjir juga bisa terjadi akibat perambahan hutan dan pembalakan liar yang tidak terkendali," kata Ilyas.

Ia menjelaskan peristiwa bencana berjumlah 48 kali selama Januari 2022, di antaranya banjir mendominasi sebanyak 13 kali dan kebakaran pemukiman 15 kali. Selanjutnya angin puting beliung enam kali, longsor lima kali, banjir dan longsor lima kali, kebakaran hutan dan lahan tiga kali serta banjir bandang sekali kejadian.

Banjir besar terjadi di Kabupaten Aceh Utara yang merenggut tiga korban jiwa akibat terseret arus. Banjir itu tersebar di 172 desa dalam 18 kecamatan yang merendam 1.111 unit rumah yang berdampak terhadap 44.389 jiwa dalam 14.022 kepala keluarga (KK), dengan total pengungsi 40.288 orang dan prakiraan kerugian mencapai Rp36 miliar.

"Banjir berulang dua kali di Aceh Timur yang merenggut dua korban jiwa, dengan total pengungsi 18.779 orang. Banjir ini tersebar di 122 desa pada 19 kecamatan yang berdampak pada 43.798 jiwa dalam 12.184 KK," katanya.

Menurut Ilyas banjir di Aceh merupakan akumulasi dari dampak kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di hulu maupun hilir sehingga penting untuk terus melakukan edukasi kepada masyarakat dalam upaya meminimalisir dampak dan korban jiwa.

"Sehingga penting untuk terus memberikan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bencana banjir, dampak yang ditimbulkan dan bagaimana harus bersikap dalam menghadapi bahaya banjir," katanya.

Sedangkan untuk kebakaran pemukiman di awal 2022 terjadi sebanyak 15 kali, yang menghanguskan 28 unit rumah warga dan dua rumah toko atau warung serta mengakibatkan 66 orang pengungsi dengan prakiraan kerugian mencapai Rp7,7 miliar.

"Akibat bencana di Aceh pada Januari 2022 antara lain enam orang meninggal dunia, yakni lima orang akibat terseret arus banjir dan satu orang akibat kebakaran. Dan total kerugian akibat keseluruhan bencana di Januari sebesar Rp49 miliar," katanya.