2019, Laga Para Anak Mantan Presiden?

SHARE

AHY (tanda seru)


CARAPANDANG.COM – Akhir pekan kemarin, nama dua anak mantan presiden menjadi perbincangan publik. Ada Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto yang terpilih menjadi Ketua Umum Partai Berkarya secara aklamasi pada Rapat Pimpinan Nasional III di Hotel Lorin Solo, Karanganyar, Ahad (11/3/2018).

Masih di hari yang sama, terdapat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) selaku Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat yang menyampaikan orasi politik selama 40 menit di Rapat Pimpinan Nasional di Sentul, Jabar, Ahad (11/3/2018).

Sulit untuk tidak mengatakan kehadiran kedua sosok tersebut di jagat politik, tak bisa dilepaskan dari nama ataupun peran ayah mereka yang merupakan mantan Presiden RI. Ketua Umum Partai Berkarya, Tommy Soeharto tak mempersoalkan dikaitkan dengan “kejayaan” ayahnya selama menjabat sebagai Presiden kedua RI. Tommy pun permisif dengan foto Soeharto yang bersanding dengan tulisan ‘Enak Zamanku Toh?’

"Ya itu apa salahnya dengan itu, kan tidak ada salahnya," ujar Tommy di sela Rapimnas ke-III Berkarya, Solo (11/3/2018) seperti dilansir CNN Indonesia.

Sementara itu AHY dalam orasi politiknya, turut memuji keberhasilan ayahnya selama memimpin Indonesia di periode 2004-2014. AHY menyatakan setiap periode pemerintahan memiliki kesuksesannya masing-masing. Mantan Cagub DKI Jakarta ini menyebut setiap presiden telah membuat kebijakan yang tujuannya bermanfaat bagi rakyat. Menariknya dalam pidato tersebut, AHY memuji Jokowi. AHY pun tak lupa memuji kesuksesan ayahnya, SBY kala menjadi Presiden Indonesia selama 10 tahun yang turut memiliki andil besar dalam pembangunan Indonesia.

Zaman boleh berganti, namun tak dapat dilepaskan politik dinasti masih terjadi di Indonesia. Apakah politik dinasti sebuah kesalahan? Tidak juga, jika berbasiskan meritokrasi. Politik dinasti dapat bermakna manakala sosialisasi politik dilakukan oleh para seniornya dengan baik. Keberlanjutan yang diusung adalah untuk kebaikan bersama (seperti sisi positif dari politik).

Tommy Soeharto, maupun AHY pada akhirnya akan diuji sebagai sosok politikus. Megawati Soekarnoputri dengan segala kelebihan dan kekurangannya, telah menunjukkan bahwa setiap zaman butuh penyikapan yang sesuai sembari berpegang pada nilai-nilai utama.

Mohammad Hatta pernah berujar “Pemimpin sejati adalah pemimpin yang sanggup menyediakan penggantinya”. Lantas siapkah Tommy dan AHY menjadi para politikus yang membawa kebaikan untuk bersama?