#2019GantiPresiden Begitu Sederhana, Tapi ‘Berbahaya’

SHARE

#2019GantiPresiden (netralnews)


CARAPANDANG.COM – Musikus Ahmad Dhani menghadiri sidang perdana beragendakan pembacaan dakwaan kasus ujaran kebencian yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Ampera Raya, Senin (16/4/2018). Dhani terlihat menggunakan kaus berwarna hitam bertuliskan #2019GantiPresiden. Dalam kesempatan tersebut pentolan band Dewa tersebut menerangkan alasan dirinya memakai kaus tersebut.

“Setiap hari saya pakai kaus ini. Saya belum sempat bikin, dibikinin sama teman. Kenapa pakai kaus ini? Saya sangat pengin sekali ganti presiden. Saya pengin Prabowo,” ucap Ahmad Dhani seperti dilansir Kompas.

Tagar #2019GantiPresiden terus bergulir. Dari kubu oposisi, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera diantaranya merupakan sosok yang gigih untuk menyuarakan pesan tersebut. Menurut Presiden PKS Sohibul Iman gerakan tersebut sudah semakin mendapatkan tanggapan luas di masyarakat.

“Memang yang pertama mencetuskan adalah saudara Mardani Ali Sera, itu iya. Tapi itu sekarang sudah menjadi gerakan seluruh masyarakat yang menginginkan perubahan,” kata Sohibul di Polda Metro Jaya, Senin (9/4/2018) seperti dilansir Tirto.

#2019GantiPresiden juga telah ditanggapi oleh Jokowi kala bertemu dengan relawan pendukungnya di Bogor. Jokowi dengan gaya khasnya berkelakar, “Masa, kaus bisa sampai ganti presiden.”

Jika melihat pesan #2019GantiPresiden secara komunikasi cocok dengan zaman now. Pesannya singkat, mengena, dan quotable. Terlebih dapat dimodifikasi dengan berbagai gaya seperti terlihat di baju yang digunakan Ahmad Dhani yang sekilas mirip logo hypermarket dan retailer kenamaan. Wacana #2019GantiPresiden juga memberikan narasi lainnya ketika seolah dikonstruksikan bahwa Jokowi telah begitu populis dan akan melenggang untuk menjabat sebagai presiden untuk periode keduanya. #2019GantiPresiden juga bisa menjadi narasi lainnya di saat opini berkembang mengenai siapa yang paling cocok sebagai cawapres mendampingi Jokowi. #2019GantiPresiden begitu sederhana, tapi “berbahaya”.