40 Negara Dikirimkan Alat Tes Corona Covid-19 Dari PBB

SHARE

istimewa


CARAPANDANG.COM- Badan Nuklir PBB mengirimkan sejumlah peralatan ke sekitar 40 negara, sehingga dapat melakukan tes standar Virus Corona dengan melibatkan teknik yang berasal dari ilmu nuklir.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (2/4/2020), teknik dan reaksi berantai transkripsi-polimerase atau RT-PCR biasanya digunakan di negara maju untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi sebuah penyakit.

Ini mendeteksi RNA coronavirus, sidik jari genetiknya, pada sampel swab.

Badan Energi Atom Internasional dikenal dengan pekerjaan inspeksi nuklirnya di negara-negara seperti Iran tetapi juga memiliki mandat untuk membantu negara-negara menggunakan teknologi nuklir untuk tujuan damai.

Badan Energi Atom Internasional telah menerima permintaan bantuan dengan pengujian Virus Corona dari 90 negara anggota.

Batch awal adalah bagian dari upaya lebih luas yang didanai dari anggaran IAEA dan kontribusi tambahan dari negara-negara anggota termasuk US$ 6 juta dari Amerika Serikat.

Kontribusi ini kemudian mendapat kecaman karena penyebaran pengujiannya sendiri, dan lima juta dolar Kanada dari Ottawa.

"Lusinan laboratorium di Afrika, Asia, Eropa, Amerika Latin, dan Karibia akan menerima mesin dan kit diagnostik, reagen, dan bahan habis pakai laboratorium untuk mempercepat pengujian nasional, yang sangat penting dalam mengendalikan wabah," kata IAEA dalam sebuah pernyataan.

"Mereka juga akan menerima pasokan biosafety, seperti peralatan perlindungan pribadi dan alat laboratorium untuk analisis yang aman dari sampel yang dikumpulkan."

Pandemi telah membanjiri sistem medis di beberapa negara paling maju di dunia, dan pengujian adalah kunci untuk mengukur dan menemukan wabah yang telah menimbulkan kekhawatiran jumlah korban di negara berkembang akan lebih buruk.

Sementara itu, Abbott Laboratories meluncurkan alat penguji yang dapat mengetahui apakah seseorang terinfeksi Virus Corona COVID-19. Hasilnya bisa diketahui hanya dalam lima menit.

Dalam rilisnya, Abbott mengungkapkan, dengan alatnya, hasil positif COVID-19 bisa dikeluarkan dalam lima menit, sementara hasil negatif dalam 13 menit.

Bahkan, alat ini berukuran sangat kecil dan portabel sehingga dapat digunakan di hampir semua tempat, rumah sakit maupun klinik kesehatan, demikian dikutip dari laman Bloomberg.

Laboratorium yang menjadi pembuat perangkat medis ini berencana untuk memasok 50.000 alat tes sehari mulai 1 April 2020, kata John Frels, wakil presiden penelitian dan pengembangan di Abbott Diagnostics.

Alat tes molekuler itu dirancang untuk dapat mencari fragmen genom Virus Corona ( SARS-CoV-2 ), yang dapat dideteksi hanya dalam lima menit, dengan kualitas tingkat tinggi.

Pada tanggal 27 Maret 2020, perusahaan alat kesehatan tersebut menyampaikan bahwa minggu depan alat ini akan mulai digunakan dan dalam pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), demikian keterangan dari siaran pers yang dikutip dari laman Abbott.mediaroom.com.

Perusahaan tersebut juga sedang bekerja sama dengan otoritas kesehatan AS agar alat tes ini bisa didistribusikan ke daerah-daerah yang terdampak COVID-19.

Amerika Serikat berjuang untuk memasok alat tes yang cukup untuk mendeteksi Virus Corona dengan cepat. Penyebaran virus ini disebut-sebut akan membanjiri rumah sakit di New York, California, Washington dan wilayah lain dengan pasien-pasien baru.

Bahkan, data menunjukkan bahwa Amerika Serikat berada di peringkat pertama dalam jumlah kasus pasien yang terpapar Corona COVID-19. 

Jumlah pasien yang dinyatakan positif di AS melebihi China -- lokasi yang diyakini sebagai tempat penyebaran COVID-19 pertama.

"Ini benar-benar akan memberikan peluang luar biasa bagi anggota medis yang berada di garis depan dalam melawan Corona COVID-19," ujar Frels.

"Mereka harus mendiagnosis banyak infeksi, jadi mereka membutuhkan alat yang cepat," kata Frels.

Teknologi ini dibangun di atas platform ID Now Abbott yang berbasis di Illinois. Perusahaan kesehatan ini telah banyak menciptakan alat penguji influenza, radang tenggorokan dan syncytial virus yang menyerang pernapasan.

Perusahaan tersebut juga menyatakan, ID Now pertama kali diperkenalkan pada tahun 2014 yang merupakan platform layanan rujukan molekul terkemuka untuk pengujian Influenza A & B, Strep A dan RSV di AS.