Alasan Dilakukannya Simulasi Vaksinasi COVID-19 Menurut Menkes

SHARE

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto berdialog dengan Presiden Joko Widodo di Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor (istimewa)


CARAPANDANG.COM – Pemerintah mengadakan kegiatan simulasi vaksin COVID-19 di empat daerah, mulai dari Jakarta, Kabupaten Bandung di Bali, Ambon dan Kota Bogor. Menurut Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto alasan diadakannya simulasi tersebut adalah untuk menghitung dan memperkirakan berbagai hal agar pelaksanaan vaksinasi dapat berjalan lancar dan akurat.

"Pemerintah harus menghitung berbagai faktor, seperti waktu dan frekuensi penyuntikan, jumlah tenaga medis, hingga ketersediaan tempat dalam menjalankan program vaksinasi," kata Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto saat mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau Puskesmas Tanah Sareal, di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020).

Menurut Terawan, Kementerian Kesehatan terus melakukan simulasi, agar nantinya pada pelaksanaan vaksinasi COVID-19, semuanya sudah siap, waktu dan frekuensinya terukur, serta alur pelaksanaannya tepat. "Karena itu, kita lakukan latihan terus dan koordinasi dengan semua elemen, baik wakil rakyat, pemerintah daerah, dan juga dengan WHO," katanya.

Sasaran lainnya, kata dia, simulasi pemberian vaksin sekaligus sosialisasi, agar masyarakat dapat memahami tata caranya dan tidak takut, pada saat pelaksanaan vaksinasi nantinya.

"Saat ini dilakukan simulasi agar terbuka, masyarakat tahu disuntik seperti ini, diperiksa seperti ini dan dikontrol seperti ini, sehingga masyarakat menjadi jelas apa yang mesti dilakukan," terangnya.

Ditanya, kapan pelaksanaan pemberian vaksinasi COVID-19, Terawan mengakan, pemerintah masih menunggu kiriman vaksinnya.. "Belum bisa memastikannya," katanya.

Menurut Terawan, hingga saat ini belum ada negara yang berhasil menemukan vaksin COVID-19. Seluruhnya masih menempuh uji klinis tahap tiga, termasuk vaksin Merah Putih yang dibuat oleh Bio Farma di Bandung.

Terawan menyatakan, belum bisa menyebutkan merek vaksin yang akan diberikan pada vaksinasi, tapi vaksin itu terdaftar dalam daftar vaksin di. WHO.

"Kita akan membeli vaksin yang sudah ada di list WHO, dan kita juga meminta masukan kepada WHO apa yang rasional, karena dinamikanya luar biasa," kata Terawan.