Balai Kota DKI Dibanjiri Karangan Bunga Duka Cita PPDB 2020

SHARE

Balai Kota DKI Dibanjiri Karangan Bunga Duka Cita PPDB 2020


CARAPANDANG.COM – Balai Kota DKI Jakarta dibanjiri  karangan bunga "duka cita" sebagai bentuk kekecewaan mengenai Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2020/2021, Senin ini.

Ada sekitar delapan hingga 10 karangan bunga yang berjejer di depan kantor mantan Menteri Pendidikan tersebut di Medan Merdeka Selatan, dengan berisi tulisan bernada kecewa seperti "Selamat kepada Disdik dan Gubernur DKi atas kebijakan PPDB DKI 2020 yang kekejamannya lebih mematikan dari pada virus Corona".

Kemudian ada "RIP Pendidikan Indonesia, dari anak-anak lulusan angkatan 2020 yang kecewa", lalu ada yang bertuliskan "Terima kasih kepada Gubernur dan Kepala Disdik DKI kalian hancurkan kepercayaan anak didik dan psikologi mereka".

Bahkan ada yang berisi tulisan meminta Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk turun dari jabatannya "Pecat ibu Nahdiana, dari anak-anak lulusan 2020 yang terzolimi olehmu".

Salah satu orang tua siswa, Agung (46) mengatakan dalam kiriman bunga itu tidak diikuti dengan aksi unjuk rasa.

Menurutnya, kiriman karangan bunga itu merupakan bentuk simbolis kekecewaan para orang tua.

"Kita hanya simbolik saja hanya memberikan karangan bunga ini ke Pemprov DKI Jakarta sebagai bentuk kekecewaan kami, sebagai mati surinya pendidikan yang ada di Jakarta," kata Agung di depan Balai Kota DKI Jakarta.

Sementara itu, Kordinator lapangan (korlap) aksi, Emil, mengatakan kiriman bunga itu merupakan bentuk kekecewaan dari para orang tua dan siswa.

"Rasa kecewa anak-anak korban PPDB DKI," ujar Emil saat dihubungi.

Emil menyebut nantinya seiring waktu karangan bunga itu akan terus bertambah, namun dia tidak menjelaskan secara rinci total karangan bunga yang akan dikirim ke Balai Kota.

PPDB tahun ajaran 2020/2021 sendiri telah usai melakukan seleksi dengan berbagai jalur yakni jalur inklusi, afirmasi, prestasi non akademis, jalur zonasi, jalur prestasi akademis dan jalur zonasi bina RW pada tanggal 4 Juli 2020 lalu, namun masih banyak peserta didik yang merasa berhak tidak berhasil lolos melalui enam jalur masuk tersebut.