Biden Berharap Gaza dan Tepi Barat di Bawah Pemerintahan Palestina

SHARE

istimewa


CARAPANDANG - Presiden Amerika Serikat (AS) memberikan pernyataan mengejutkan perihal kewilayahan Gaza dan Tepi Barat. Ia berharap, ketika perang antara Israel dan Hamas usai, wilayah Gaza dan Tepi Barat harus 'disatukan kembali' di bawah otoritas Palestina.

"Saat kita berjuang untuk perdamaian, Gaza dan Tepi Barat harus dipersatukan kembali di bawah satu struktur pemerintahan, yang pada akhirnya berada di bawah Otoritas Palestina yang direvitalisasi, ketika kita semua bekerja menuju solusi dua negara," tulis Biden dalam artikel yang diterbitkan di The Washington Post, dilansir AFP, Minggu (19/11/2023).

Asal tahu saja, pernyataan Joe Biden itu keluar dalam kolom opini tatkala menjawab pertanyaan tentang apa yang AS inginkan untuk Gaza setelah konflik selesai.

Sebagaimana diketahui, sekutu utama Israel, AS, telah memberikan dukungan penuh terhadap respons negara itu terhadap serangan mendadak 7 Oktober oleh Hamas, yang menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil. Di mana, ada sekitar 240 orang disandera.

Namun, karena jumlah korban tewas akibat serangan militer Israel di Gaza terus meningkat menjadi sekitar 12.300-an orang, termasuk lebih dari 5.000 anak-anak, maka dari itu Amerika Serikat menyuarakan keprihatinannya atas cara penyerangan Israel, dan menimbulkan pertanyaan atas masa depan jangka panjang wilayah tersebut setelah Hamas dikalahkan.

"Solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk memastikan keamanan jangka panjang bagi rakyat Israel dan Palestina. Meskipun saat ini mungkin terlihat bahwa masa depan itu tidak pernah lebih jauh lagi, krisis ini telah membuatnya menjadi lebih penting dari sebelumnya," kata Biden.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tak menolak rencana Biden. Namun, ia bilang bentuk Otoritas Palestina saat ini tidak mampu menerima tanggung jawab atas Gaza. Di mana, ia menilai Presiden Palestina Mahmud Abbas tidak mengutuk serangan Hamas pada saat itu.

"Para Menteri Seniornya justru merayakannya," kata Netanyahu. "Kita tidak bisa memiliki otoritas sipil di Gaza yang mendukung teror, mendorong teror, membayar teror, dan mengajarkan teror," ujarnya Netanyahu dalam sebuah konferensi pers.

Sementara itu, Abbas meminta Biden untuk menggunakan pengaruhnya terhadap Israel. "Untuk segera turun tangan menghentikan bencana kemanusiaan ini, genosida terhadap rakyat kami yang tak berdosa."

Dalam suratnya, Biden juga mengancam sanksi terhadap para pemukim yang melakukan kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat di tengah konflik di Gaza.

"Saya telah menegaskan kepada para pemimpin Israel bahwa kekerasan ekstremis terhadap warga Palestina di Tepi Barat harus dihentikan dan mereka yang melakukan kekerasan tersebut harus dimintai pertanggungjawaban," katanya.

"Amerika Serikat siap untuk mengambil langkah-langkah kami sendiri, termasuk mengeluarkan larangan visa terhadap para ekstremis yang menyerang warga sipil di Tepi Barat." dilansir cnbcindonesia.com