BPK RI Teken Mou Dengan BPK Arab Saudi

SHARE

istimewa


CARAPANDANG.COM- Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia menandatangani nota kesepahaman dengan BPK Arab Saudi atau General Auditing Bureau of the Kingdom of Saudi Arabia dengan tujuan untuk peningkatan pelatihan pemeriksaan keuangan.

Ratifikasi tersebut dilakukan oleh Ketua BPK RI Agung Firman Sampurna dan Presiden General Auditing Bureau of the Kingdom of Saudi Arabia Hussam Alangari di Kantor BPK, Jakarta, pada Kamis.

“Saya datang ke sini diberikan otorisasi untuk menandatangani MoU berkaitan dengan kerja sama di bidang pelatihan keuangan antara BPK RI dengan kami,” kata Hussam Alangari.

Hussam mengatakan bahwa sebenarnya kedua negara telah sering melakukan pelatihan bersama sebelum adanya nota kesepahaman itu sehingga momen ini menjadi langkah untuk meresmikan rencana kerja sama antara dua lembaga pemeriksa keuangan negara tersebut.

“Hubungan ini sudah terjadi sejak lama sebenarnya tapi secara formal dan resmi dilakukan pada hari ini melalui penandatangan MoU antara dua lembaga ini,” ujarnya.

Hussam menilai BPK RI telah memiliki kredibilitas di bidang pengawasan keuangan sehingga pihaknya menyetujui untuk menjalin kerja sama lebih lanjut dalam rangka saling mendukung agar tercipta manfaat yang lebih konkrit.

Ia menuturkan melalui kerja sama yang berlaku selama lima tahun ini kedua lembaga bersepakat melakukan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia serta melaksanakan pertukaran informasi terkait pemeriksaan keuangan.

“Melalui MoU ini semoga memberikan manfaat yang seluas-luasnya kepada dua lembaga dan kepada dua negara ini di masa yang akan datang. Itu salah satu tujuan utama penandatanganan MoU ini,” katanya.

Sementara itu, Ketua BPK RI Agung Firman Sampurna mengatakan pihak BPK RI juga ingin menyerap ilmu dari General Auditing Bureau of the Kingdom of Saudi Arabia terkait audit lembaga keuangan syariah.

Hal tersebut berkaitan dengan semakin maraknya lembaga keuangan serta perbankan berbasis syariah di Indonesia sehingga pihaknya berusaha agar lebih siap dan berkompeten dalam melakukan pemeriksaan.

“Kita ingin belajar dari kolega kami bagaimana kira-kira melakukan audit terhadap perbankan dan lembaga keuangan syariah, sekaligus bagaimana melakukan audit yang lebih efektif untuk kegiatan dalam eksploitasi migas,” katanya.