Bupati Lahat Pimpin Upacara Karhutlah

SHARE

Bupati Lahat Pimpin Upacara Karhutlah


Liputan : Soufie Retorika

CARAPANDANG [LAHAT] - Memasuki musim kemarau ini, pihak Kodim 0405 Lahat dan seluruh elemen pendukung termasuk Pemkab Lahat, dalam rangka mengantisipasi terjadinya Kebakaran Hutan Perkebunan dan Lahan (Karhutla) di Kabupaten Lahat, Senin (18/7/2022) di halaman Makodim 0405 Lahat dilakukan apel siaga Karhutla.

Sebagai inspektur upacara Bupati Lahat Cik Ujang SH, turut hadir Forkopinda Lahat, Sekda Lahat Chandra SH, serta unsur OPD Pemkab Lahat, pejabat Kodim 0405 lahat,perwakilan pihak PT perkebunan.

Bupati Lahat Cik Ujang menyampaikan, bahwa apel Karhutla dilaksanakan mengingat saat ini sudah memasuki musim kemarau yang mana puncak musim kemarau di perkirakan bulan Oktober yang akan datang.

"Dari pengalaman tahun sebelumnya  Lahat termasuk 3 ( tiga ) besar daerah penyumbang asap di Sumsel setelah Kabupaten Muba dan OI. Kita masih beruntung Lahat tertolong dengan adanya hujan sehingga bisa mencegah terjadinya kebakaran hutan, baik itu di sengaja maupun tidak di sengaja," terang Cik Ujang.

Diharapkan peran kepala BPBD agar menyusun rencana yang strategis bekerjasama dengan Polres,  Kodim, Manggala agni, dan instansi terkait dalam rangka pencegahan terjadinya Karhutla.

"Mencegah  lebih baik daripada kita mengatasi kebakaran. Para camat bekerjasama dengan Polsek, Koramil melalui kepala desa, babinsa, babinkamtibmas, untuk melakukan sosialisasi kepada warga dan pihak perusahaan perkebunan hal yang dapat menimbulkan kebakaran hutan dan Lahan," ungkapnya.

Dirinya berpesan Kepada pihak perusahaan perkebunan harus taat dan mentaati peraturan yang sudah di tetapkan oleh pemerintah dalam hal pembukaan lahan agar tidak membakar lahan.

Diharapkan kerja keras dan kerja sama antar institusi dalam meghadapi musim kemarau saat ini, mengingat jangan sampai ada masyarakat yg membakar lahan, karena keberadaan titik api akan selalu terdeteksi oleh satelit ( hotspot).
Keterangan terpisah dari Kepala BPBD Lahat, Ali Afandi MPdi mengatakan bahwa menurut BMKG hingga akhir Juli 2022 gejala Lanina jelas berpengaruh bagi perubahan iklim. Sehingga datangnya musim kemarau ada untung dan rugi bagi lingkungan. Memperkecil kebakaran hutan, juga menguntungkan bagi pengairan sawah tadah hujan.
"Yang perlu diwaspadai saat hujan tentunya daerah rawan longsor, banjir dan angin puting beliung. Jadi perubahan iklim ini ada pengaruh positif dan negatif juga," ungkap Ali.