Cara Gubernur Jabar Memutus Rantai Penyebaran COVID-19 Di Kawasan Industri

SHARE

Ridwan Kamil


CARAPANDANG.COM - Gubernur Jawa Barat yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar M Ridwan Kamil atau Kang Emil menekankan pentingnya edukasi penerapan protokol kesehatan kepada pekerja atau karyawan untuk memutus penyebaran COVID-19 melalui transmisi lokal.

"Pastikan semua karyawan pabrik ketika mereka pulang kerja tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat," kata Kang Emil dalam keterangan diterima di Bandung, Kamis.

Dia mengatakan saat meninjau kawasan industri di Deltamas, Cikarang, Kabupaten Bekasi, beberapa waktu lalu, pihaknya memberikan arahan kepada perwakilan pengelola kawasan industri yang ada di Kabupaten Bekasi. Salah satunya ialah tentang edukasi penerapan protokol kesehatan kepada karyawan menjadi hal penting guna memutus penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19 melalui transmisi lokal.

Selain itu, lanjut Kang Emil, pengetesan secara masif melalui uji usap (swab test) metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di kawasan industri perlu ditingkatkan untuk memetakan penyebaran kasus COVID-19 di kawsan industri.

"Semua karyawan di pabrik-pabrik industri wajib mengisi buku harian setiap pagi, menjelaskan selama tidak berada di lingkungan pekerjaan mereka bepergian ke mana saja," kata Kang Emil.

Dia mengatakan nantinya jawaban dari para karyawan tersebut menjadi bahan analisis gugus tugas di pabrik masing-masing untuk membuat pola kegiatan yang berisiko tinggi.

Dari situ, lanjut Kang Emil, pabrik bisa memetakan pengetesan dan langsung melakukan isolasi mandiri ketika didapat ada karyawan yang reaktif. Kang Emil juga meminta agar sarana prasarana penunjang di pabrik harus didukung dengan ventilasi ruangan yang memadai agar virus tidak tertahan dalam satu ruangan.

"Di tempat kerja memang teorinya kalau ada jendela harus dibuka, supaya virus tidak berputar-putar di satu tempat," kata dia.

Berikutnya, jika ada penularan transmisi lokal, maka pihak pabrik harus menerapkan work from home terhadap karyawan di kawasan terpapar tersebut dan tidak menutup semua aktivitas kerja pabrik.

"Hal itu agar produktivitas karyawan yang lain tetap terjaga dalam suasana bekerja," kata Kang Emil.