CDC AS Ungkap Adanya Varian Baru Covid-19

SHARE

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkap adanya varian baru penyebab Covid-19, BA.2.86.


CARAPANDANG - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkap adanya varian baru penyebab Covid-19, BA.2.86.

Varian baru penyebab Covid-19 tersebut telah terdeteksi di Amerika Serikat, Denmark, dan Israel. CDC pun menyarankan masyarakat untuk tetap melindungi diri terkait temuan baru itu.

"Saat kami mempelajari lebih banyak tentang BA.2.86, saran CDC untuk melindungi diri Anda dari Covid-19 tetap sama ," kata CDC dikutip dari laman Reuters, Sabtu (19/8/2023).

Selama pandemi Covid-19, masyarakat diketahui selalu diimbau untuk mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan menggunakan masker.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa pihaknya telah mengklasifikasikan BA.2.86 sebagai varian yang sedang dipantau, karena banyaknya mutasi yang dibawanya.

WHO mengatakan sejauh ini hanya beberapa urutan varian yang telah dilaporkan dari beberapa negara.

Di sisi lain, Direktur medis mikrobiologi diagnostik di Houston Methodist Wesley Long mengatakan masih perlu dilihat lagi apakah varian BA.2.86 akan mampu mengalahkan jenis virus lain.

Dia juga khawatir bahwa varian tersebut mampu menyebabkan lonjakan kasus yang lebih besar daripada yang telah terjadi sebelumnya.

Namun dia mengatakan bahwa vaksinasi masih dapat membantu untuk melawan Covid-19.

Sementara itu Jesse Bloom, ahli virologi di Pusat Kanker Fred Hutchinson mengatakan bahwa analisis awal menunjukkan bahwa varian baru tersebut akan memiliki efek yang sama atau lebih besar daripada varian XBB.1.5 dari antibodi yang ditimbulkan oleh varian Omicron pra-Omicron dan generasi pertama.

Subvarian Omicron XBB.1.5 adalah strain yang ditargetkan oleh vaksin dalam suntikan penguat Covid-19 yang akan datang.

Slide Bloom mencatat bahwa skenario yang paling mungkin adalah BA.2.86 kurang dapat ditransmisikan daripada varian dominan saat ini, jadi tidak pernah menyebar secara luas, tetapi diperlukan lebih banyak data pengurutan.