CARAPANDANG.COM - Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi Kabupaten Bekasi Iwan Ridwan mengatakan bahwa Pemkab Bekasi sedang melakukan normalisasi puluhan sungai yang mengalami penyempitan dan pendangkalan.
Dia mengatakan langkah ini sebagai upaya untuk pencegahan serta penanggulangan masalah banjir di wilayah Kabupaten Bekasi.
"Tahun ini ada 44 titik sungai yang dinormalisasi dengan alokasi anggaran mencapai Rp25,4 miliar," ujarnya di Cikarang, Jumat (5/11).
Iwan menjelaskan hingga saat ini sudah 36 persen berjalan dalam pengerjaannya. Dan ditargetkan akan tuntas pada Desember 2021.
"Kami targetkan di akhir Desember nanti seluruh kegiatan normalisasi sudah selesai," ujarnya.
Menurutnya normalisasi sungai memang bukanlah satu-satunya solusi mencegah banjir, namun setidaknya upaya ini menandakan pemerintah daerah berupaya maksimal melalui seluruh skema kegiatan pencegahan dan pengendalian musibah banjir.
Menurut dia, peran serta segenap lapisan masyarakat dibutuhkan dalam upaya mencegah banjir melanda wilayahnya terutama banjir tahunan yang diprediksi datang pada setiap penghujung hingga awal tahun. "Misalnya dengan perilaku tidak membuang sampah sembarangan termasuk ke sungai karena itu juga menjadi pemicu terjadinya banjir," katanya.
Iwan mengaku ada beberapa kendala saat melakukan normalisasi sungai, di antaranya tidak terdapat akses jalan untuk masuk alat berat hingga banyaknya bangunan liar di bantaran sungai yang menghambat proses pekerjaan.
Dirinya menyebut salah satu titik pekerjaan normalisasi berada di aliran Sungai Srengseng sepanjang delapan kilometer yang melintasi enam desa di wilayah itu.
Ke enam desa itu antara lain Desa Setiadarma di sisi kiri sungai serta Desa Tambun, Mekarsari, Wanasari, Tridaya Sakti, dan Desa Sumberjaya di sisi kanan sungai. "Kendalanya sama, di beberapa titik alat berat kita susah masuk, kemudian bangunan liar juga masih banyak dijumpai. Mudah-mudahan tidak membuat pekerjaan jadi tidak maksimal," ujarnya.
Dia mengatakan langkah ini sebagai upaya untuk pencegahan serta penanggulangan masalah banjir di wilayah Kabupaten Bekasi.
"Tahun ini ada 44 titik sungai yang dinormalisasi dengan alokasi anggaran mencapai Rp25,4 miliar," ujarnya di Cikarang, Jumat (5/11).
Iwan menjelaskan hingga saat ini sudah 36 persen berjalan dalam pengerjaannya. Dan ditargetkan akan tuntas pada Desember 2021.
"Kami targetkan di akhir Desember nanti seluruh kegiatan normalisasi sudah selesai," ujarnya.
Menurutnya normalisasi sungai memang bukanlah satu-satunya solusi mencegah banjir, namun setidaknya upaya ini menandakan pemerintah daerah berupaya maksimal melalui seluruh skema kegiatan pencegahan dan pengendalian musibah banjir.
Menurut dia, peran serta segenap lapisan masyarakat dibutuhkan dalam upaya mencegah banjir melanda wilayahnya terutama banjir tahunan yang diprediksi datang pada setiap penghujung hingga awal tahun. "Misalnya dengan perilaku tidak membuang sampah sembarangan termasuk ke sungai karena itu juga menjadi pemicu terjadinya banjir," katanya.
Iwan mengaku ada beberapa kendala saat melakukan normalisasi sungai, di antaranya tidak terdapat akses jalan untuk masuk alat berat hingga banyaknya bangunan liar di bantaran sungai yang menghambat proses pekerjaan.
Dirinya menyebut salah satu titik pekerjaan normalisasi berada di aliran Sungai Srengseng sepanjang delapan kilometer yang melintasi enam desa di wilayah itu.
Ke enam desa itu antara lain Desa Setiadarma di sisi kiri sungai serta Desa Tambun, Mekarsari, Wanasari, Tridaya Sakti, dan Desa Sumberjaya di sisi kanan sungai. "Kendalanya sama, di beberapa titik alat berat kita susah masuk, kemudian bangunan liar juga masih banyak dijumpai. Mudah-mudahan tidak membuat pekerjaan jadi tidak maksimal," ujarnya.
.jpg "Hindari Wabah HFMD dan DBD Dengan Jaga Kebersihan")
.jpg "Buah Kegigihan Ngatini Merajut Nilon Hinga Bantuan PENA")
