Di Balik Bangunan Besar, Selalu Ada Korban Jiwa dalam Pembuatannya?

SHARE

Lawang Sewu (Arfianingrum Pujiastuti)


CARAPANDANG.COM – Kecelakaan konstruksi terjadi di beberapa titik dalam waktu yang berdekatan di negeri Indonesia. Hal tersebut seolah menegaskan pendapat ‘di balik bangunan besar, selalu ada korban jiwa dalam pembuatannya’. Benarkah pendapat tersebut?

Pada kesempatan akhir Februari dan Maret ini saya berkesempatan berkunjung ke kota Yogyakarta, Solo, dan Semarang. Aneka bangunan saya sambangi. Diantaranya adalah Taman Pintar Yogyakarta dan Lawang Sewu di Semarang. Ternyata ada garis merah yang saya dapatkan perihal adakah korban jiwa dalam pembuatan sebuah bangunan besar.

Di Taman Pintar Yogyakarta, sejumlah informasi mengenai Menara Eiffel saya dapatkan. Menara Eiffel terdiri dari 2.500.000 pasak, 7.300 ton besi. Dibutuhkan 60 ton cat untuk pewarnaan ulang Menara Eiffel setiap 7 tahun sekali. Menara Eiffel merupakan salah satu bangunan warisan dunia UNESCO sejak tahun 1991. Terdapat 7 juta pengunjung setiap tahun dan menjadi monumen. berbayar yang paling banyak dikunjungi di dunia. Menara Eiffel merupakan menara di bawah kepemilikan Wali Kota Paris. Dan inilah informasi yang mengernyitkan dahi saya: tidak ada kecelakaan kerja selama pembangunan Menara Eiffel.

Sementara itu terkait Lawang Sewu, jumlah korban jiwa selama pembuatan menurut pemandu wisata, Rina tidak tercatat di buku-buku sejarah yang diketahuinya. Namun ia memperkirakan dalam pembuatan bangunan yang terdiri dari 425 kusen dan 928 daun pintu ini bisa jadi terdapat korban jiwa.





Melihat bangunan-bangunan bersejarah, hendak kiranya bagi para turis untuk merenungkan pula mengenai pembuatannya. Dikarenakan megahnya bangunan itu bisa jadi membutuhkan pengorbanan yang luar biasa.