Dirjen GTK: Guru Harus Menjadi Teladan, Memotivasi Dan Pemberdaya

SHARE

Dirjen GTK Iwan Syahril saat membuka kegiatan Apresiasi Guru dan Kepala Sekolah Dedikatif, Inovatif dan Inspiratif di Jakarta, Senin (23/11).


CARAPANDANG.COM - Menyambut Hari Guru Nasional (HGN) 2020 Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbud  menggelar  lomba Apresiasi Guru dan Kepala Sekolah Dedikatif, Inovatif dan Inspiratif.

Dari ratusan peserta yang mengikuti lomba  tersebut terpilih  sebanyak 70 finalis Guru dan Kepala Sekolah Dedikatif, Inovatif dan Inspiratif.  Dari katagori guru yakni 10 guru SMA, 10 guru SMK, 10 guru SLB dan 5 guru di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi (SPPI).  Untuk katagori kepala sekolah yaitu 10 Kepala Sekolah SMA, 10 Kepala Sekolah SMK, 8 Kepala Sekolah SLB dan 7 Kepala Sekolah di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi (SPPI).

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Iwan Syahril mengatakan guru merupakan profesi yang mulia. Maka itu, mari bersama-sama menjaga profesi ini agar terus membanggakan dan menjadi sumber inspirasi bagi anak-anak Indonesia.

“Mari bersama-sama kita menjaga profesi guru dengan bersama-sama berjuang agar profesi ini membanggakan, mulia dan menjadi inspirasi,” ujarnya saat membuka kegiatan  Apresiasi Guru dan Kepala Sekolah Dedikatif, Inovatif, dan Inspiratif di Jakarta, Senin (23/11). 

Iwan menjelaskan tugas guru itu tidak hanya sekadar transfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Seperti semboyan yang disampaikan bapak pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara,  pendidik memiliki tugas ada tiga yaitu Ing ngrasa sung tulada, Ing madya mangun karsa dan Tut wuri handayani.

Dia menjelaskan Ing ngrasa sung tulada memiliki esensi guru harus menjadi teladan.  Sedangkan Ing madya mangun karsa  berarti guru harus bisa menjadi pembangkit semangat. “Dalam situasi apapun guru menjadi pembangkit semangat bukan pelemah semangat,” imbuhkan.

Lebih lenjut, Iwan menjelaskan Tut wuri handayani memiliki esensi bahwa guru harus menjadi pemberdaya agar para peserta didiknya menjadi berdaya, mandiri dan merdeka.

Menurutnya ini adalah sebuah rangkaian proses, jika guru telah menjadi teladan dan mampu memberikan motivasi kepada peserta didiknya, maka hasil akhirnya peserta didik menjadi berdaya dan mandiri.

“Jadi pendidikan kita ingin melahirkan siswa yang merdeka. Merdeka bukan asal merdeka tapi memiliki tujuan yang jelas,” ujarnya.

Pada kesempatan ini, Iwan kembali mengingatkan pesan yang disampaikan Presiden Jokowi, bahwa fokus pembangunan nasional kita adalah mencetak sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas.  Untuk mencapai tujuan tersebut maka kita tidak hanya kerja keras, kerja cepat kerja produktif, tapi harus berfokus pada hasil.

“Pada pendidikan ada tiga hasil utama yakni siswa, siswa dan siswa. Ini yang menjadi fokus kita sehingga kebijakan dan program yang kita lakukan adalah bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi siswa,” demikian Iwan.