Dirjen GTK: Sekolah Adalah Unit Utama Inovasi

SHARE

Kegiatan belajar mengajar (Ditjen GTK)


CARAPANDANG.COM - Konsep guru penggerak merupakan inovasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di era Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim.

“Guru penggerak ini gampangnya gini, guru penggerak ini nanti program yang akan kita lakukan adalah mendorong guru-guru yang sudah memiliki kemampuan untuk memahami pembelajaran yang berorientasi pada murid. Ini kemudian akan mengikuti sebuah proses pendidikan, pelatihan yang intensif dan harapannya mereka menjadi pemimpin-pemimpin pendidikan,” kata Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Iwan Syahril saat sesi tanya jawab pada Webinar PPPPTK IPA, Selasa (12/5/2020).

Iwan melanjutkan dengan berjalannya konsep guru penggerak, maka sekolah merupakan unit utama inovasi.

“Jadi kalau nanti dia sudah mengikuti pelatihan dan coaching yang cukup intensif nanti, mereka kemudian menjadi kepala sekolah, pemimpin sekolah, sehingga ketika melakukan pelatihan, ketika melakukan pengembangan keprofesian tidak usah menunggu harus ke Jakarta dulu atau ke Jawa dulu. Itu bisa dilakukan bahkan untuk ekosistem di dinas, itu mungkin cukup di sekolah. Karena sekolah adalah unit utama inovasi,” jelas Iwan Syahril.

“Kepala sekolah tadi ataupun pengawas di daerahnya itu dia bisa, bukan hanya memahami pembelajaran yang berorientasi kepada murid, tapi dia juga bisa melakukan pengembangan terhadap guru-guru lain untuk bisa menjadi guru yang lebih baik. Dengan kata lain dia adalah master trainer, dia adalah master teacher. Bayangkan kalau di setiap sekolah itu yang jadi pemimpinnya adalah orang yang bisa untuk membantu menjadi master trainer untuk guru-guru yang lain,” tambahnya.

Iwan mengungkap keunggulan manakala guru penggerak bertindak menjadi master trainer, master teacher di sekolah.

“Pelatihan itu jadinya, pertama, biayanya jadi jauh lebih murah, karena tidak perlu ada biaya transportasi, itu di sekolah. Yang kedua, yang paling penting, jadi jauh lebih relevan. Karena kenapa? Dialog atau masalah yang diangkat dalam pelatihan di sekolah itu memang hal yang terjadi di sekolah, berarti langsung dihadapi oleh guru-guru yang ada di situ,” ungkap Iwan Syahril.

“Kan juga kalau ada masalah dalam pembelajaran, kita juga enggak harus nunggu 2 bulan atau berapa lama untuk pelatihan mengatasi masalah tersebut. Yang namanya murid kan terus berdinamika kan. Dia enggak bisa nunggu, jadi kalau nanti kita semakin menguatkan sekolah sebagai unit utama inovasi, pemimpinnya yang memahami tentang pembelajaran dan bisa mengembangkan guru yang lain, ini insya Allah kita bisa jauh lebih solid untuk bergerak,” sambungnya.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Iwan Syahril meyakinkan bahwa Kemendikbud akan mengembangkan konsep guru penggerak dan sekolah penggerak.

“Ini memang kita perlu proses. Mohon bersabar dulu untuk ini. Kita bergerak untuk menguatkan kepemimpinan. Kepemimpinan pendidikan yang memahami bagaimana murid belajar dan bisa menjadi pelatih atau pengembang guru-guru yang lain. Jadi kita ada di seluruh sekolah. Jadi nanti gini, yang kita ingin kembangkan bukan hanya guru penggerak, tapi sekolah penggerak,” terang Dirjen GTK, Iwan Syahril.

“Sekolah yang sudah bagus jangan bagus sendirian dong, harus ada dimensi sosialnya. Sama seperti guru penggerak, dia harus memberdayakan sekolah yang lain. Jadi gimana dia bisa menjadi mentor untuk bisa membantu sekolah-sekolah yang lain, supaya bisa juga melayani murid dengan baik,” imbuh Iwan Syahril.