Dokter RS Wuhan Terus Berguguran, Ada Apa Dengan China?

SHARE

Dokter RS Wuhan Terus Berguguran, Ada Apa Dengan Cina?


CARAPANDANG.COM - Dokter RS Wuhan yang menangani covid-19 terus berguguran. Setiap minggu selalu saja ada yang meninggal. Terakhir, ada dokter Hu Weifeng yang menghembuskan napas terakhir akibat corona.

Otoritas China belum merilis angka total jumlah kematian pekerja medis dari Covid-19, tetapi setidaknya ada  34 petugas medis telah dianugerahi penghargaan anumerta oleh otoritas kesehatan.

Yang membuat publik bertanya-tanya sebetulnya bukan berita meninggalnya. Semua pertanyaan justru mengarah ke gugurnya tenaga medis Wuhan secara berturut-turut. Dan semua yang meninggal adalah dokter-dokter kritis yang menguak tabir rahasia Covid-19 di Wuhan.

Wuhan sendiri dikutahui sebagai titik awal covid-19 sebelum menyebar dan menjadi pandemi di seluruh dunia sejak Februari. Secara total sampai saat ini, korban jiwa akibat penyakit di negeri berpenduduk 1,4 miliar orang ini mencapai 4634 kasus.

Mengutip AFP, Hu Weifeng meninggal pada Jumat lalu setelah terpapar covid selama 4 bulan penuh. Meninggalnya Hu sekaligus menyusul rekannya, dokter Li Wenliang. Dokter Li meninggal lebih dulu pekan lalu.

Hu Weifeng adalah dokter rumah sakit Wuhan ke-enam di yang meninggal akibat virus corona. Seperti diketahui, penyakit ini muncul di China sejak akhir pekan lalu dan berasal dari kota tersebut.

Kematian dokter Hu sempat menjadi bahasan nasional usai sebuah surat kabar di China menampilkan fotonya yang tengah sakit, dengan kulit menghitam akibat kerusakan fungsi hati.
Sebelumnya, media juga dihebohkan dengan kabar dari rekan dokter lainnya yakni dokter Yi Fan yang menunjukkan gejala serupa, tetapi pulih dan sudah keluar dari rumah sakit.

Sebelum terpapar dan meninggal, Li Wenliang  sempat membagikan informasi dan memperingatkan publik mengenai wabah ini. Dokter berusia 34 tahun itu akhirnya ditegur oleh pihak berwenang pada akhir Desember lalu karena menyebarkan informasi terkait virus corona.

Hal ini memicu curahan dan kemarahan nasional terhadap pemerintah ketika ia mendokumentasikan hari-hari terakhirnya di media sosial. Keberanian, dedikasi, dan aksi cepat dalam menanggapi wabah, membuat nama Li harum. Warga di China sangat respek padanya.

Â