DPR: Peringatan Hari Buruh Jangan Sekadar Seremonial

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM –   Perjuangan buruh untuk mendapatkan kesejahteraan terus disuarakan. Maka itu setiap tanggal 1 Mei, para buruh selalu memperingati Hari Buruh Internasional atau biasa disebut May Day.

Peringatan tersebut seharusnya tidak menjadi kegiatan serimonial saja. Akan tetapi, harus menjadi momentum untuk perbaikan kesejahteraan buruh, khususnya buruh di Indonesia.

Seperti disampaikan oleh Anggota Komosi IX DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Imam Suroso peringatan hari buruh ini seharusnya benar-benar membawa perubahan terhadap nasib para buruh. Sehingga kesejahteraan mereka semakin meningkat.

“Saya sih berharap peringatan ini tidak hanya sekedar seremonial tahunan. Tapi juga harus menjadi momentum untuk memperbaiki kesejahteraan buruh,” katanya, Senin (3o/4).

Imam menyadari bahwa tidak mungkin pemerintah bisa memenuhi semua tuntutan yang disuarakan para buruh. Namun dia mengatakan bahwa pemerintah senantiasa terus berupaya untuk memenuhi tuntutan-tuntutan yang disuarakan para buruh.

“Kami meminta pemerintah untuk mendengarkan secara seksama tuntutan para buruh,” katanya.

Sekedar Informasi pada Peringatan Hari Buruh Internasional tahun 2018 massa yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan menggelar aksi unjuk rasa di Istana Merdeka, besok. Rencananya akan ada sekitar 150 massa.

Dalam aksi unjuk rasanya mereka akan menyampaikan tiga tuntutan rakyat atau Tritura Plus. Tuntutan pertama adalah menurunkan harga beras, listrik, BBM, dan bangun ketahanan pangan dan ketahanan energi. Tuntutan kedua, menuntut pemerintah menolak upah murah, mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, dan merealisasikan 84 item Kebutuhan Hidup Layak (KHL).

Ketiga, tolak tenaga kerja asing, buruh kasar dari China, cabut Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang TKA. Kemudian plus-nya adalah hapus outsourcing dan memilih presiden yang pro kepada kaum buruh.