Etiskah Kunjungan PSI ke Istana Negara?

SHARE

PSI dan Jokowi (harian pijar)


CARAPANDANG.COM – Sejumlah pengurus PSI (Grace Natalie, Raja Juli Antoni, Tsamara Amany) berkunjung ke Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/2/2018). Mereka menemui Presiden Joko Widodo. Diantara perbincangan antara Jokowi dan para petinggi Partai Solidaritas Indonesia tersebut terungkap bahwa salah satu poin pembicaraan  mengenai strategi pemenangan yang akan dilakukan PSI untuk memenangkan Jokowi yakni melalui kampanye via media sosial.

"Kami tadi juga presentasi keberhasilan kami di medsos dan Pak Jokowi senang dengan hal itu. Karena Pak Jokowi sadar milenial presentasinya pada 2019 sangat besar," kata Tsamara seperti dilansir Kompas.
Rangkaian kerja, kerja, kerja dari Jokowi akan diamplifikasi melalui media sosial.
"Apalagi Pak Jokowi punya kinerja yang sangat baik, punya prestasi. Tinggal bagaimana kami mengemas konten tersebut di media sosial agar lebih banyak anak muda yang sadar, ini loh Presiden kalian betul-betul berprestasi dan layak dipilih kembali," kata Tsamara.

Sementara itu Ketua Umum PSI Grace Natalie mengatakan bahwa Jokowi juga memberikan tips-tips bagi PSI agar dapat bersaing di pemilu 2019. PSI sendiri telah mendeklarasikan mendukung Jokowi sebagai capres periode 2019-2024 sejak tahun 2017.

"Jadi hari ini kita lebih ke silaturahmi, sekaligus Pak Jokowi memberikan tips-tips agar PSI bisa mencapai target menang pemilu 2019," ujar Grace, Kamis (1/3/2018), seperti dilansir Republika.

Etiskah Kunjungan PSI ke Istana Negara?

Kunjungan PSI ke Istana Negara dengan poin perbincangan tersebut menimbulkan polemik tersendiri. Jokowi diantranya dikritik menggunakan fasilitas negara, di hari kerja, dan memperbicangkan tentang politik praktis. Padahal Presiden diharapkan sebagai negarawan yang tidak sekadar berpikir dari satu pemilu ke pemilu lainnya, melainkan menjangkau visi yang lebih besar.

Kunjungan PSI juga dipandang berbeda dengan pertemuan Jokowi-SBY, Jokowi-Prabowo di Istana Negara. Sekalipun SBY dan Prabowo merupakan ketua umum di partainya, namun narasi yang lebih terlihat adalah mereka sebagai tokoh nasional. SBY merupakan Presiden RI ke-6 dan tone “baik-baik saja” antara Presiden dan mantan presiden menjadi preseden bagus bagi lanskap politik Indonesia. Sedangkan pertemuan dengan Prabowo ketika itu memberikan sinyal kepada para pendukung masing-masing untuk tidak terjebak pada dukungan en sich, melainkan melihatnya dalam konteks demi bangsa dan negara.

Kembali ke pertanyaan etiskah kunjungan PSI ke Istana Negara, sesungguhnya lobi-lobi dan komunikasi merupakan bagian dari politik. Namun tentu ada norma dan memperhatikan lokus waktu dan tempat. Dalam hal ini Jokowi teledor dalam pemilihan tempat dan waktu dalam berkomunikasi dengan partai politik.