Final Liga Champions & Secangkir Kopi Hitam Politik

SHARE

Real Madrid juara Liga Champions musim 2017-2018 (evening standard)


CARAPANDANG.COM – Final Liga Champions tahun 2018 yang berlangsung di Kiev Olympic Stadium pada Ahad (27/5/2018) dini hari WIB menyisakan berbagai cerita. Sebagai zoon politicon, berbagai peristiwa di atas lapangan hijau tersebut dapat dikaitkan dengan konteks politik. Apa saja? Yuk disimak.

Sergio Ramos dan Character Assasination

Pada duel bola dengan Sergio Ramos, terlihat kapten Real Madrid ini menarik tangan kanan Mohamed Salah hingga pemain asal Mesir ini terjatuh dengan bahu kiri terlebih dahulu. Pada menit ke-30, Salah pun ditarik karena cedera dislokasi bahu. Salah meninggalkan lapangan dengan menangis. Sergio Ramos menjadi sorotan tajam. Ia didaulat menjadi tokoh antagonis bagi pendukung Liverpool dan timnas Mesir. Tentu saja tarikan ala pemain gulat yang dilakukan Ramos kepada Salah menjadi sumbu penyebabnya. Ramos dituding sengaja “mengkanvaskan” tokoh utama serangan Liverpool, Mohamed Salah dengan cara kotor.

Dalam lanskap politik, ragam cara dapat dilakukan untuk “mematikan” rival. Character assassination dapat dilakukan dengan mengungkap fakta di masa lalu, masa kini. Pembunuhan karakter juga bisa diapungkan dengan menebar ragam berita hoaks. Bagi mereka yang berkecimpung di ranah politik, maka harus siap-siap hati untuk menghadapi “serangan karakter”. Itulah konsekuensi dari politik yang memperebutkan sumber daya dan kesempatan.

Meritokrasi Islam

Islam menjadi sorotan. Di Indonesia rangkaian bom yang mendera menyudutkan umat Islam. Radikalisme misalnya dengan simplifikasi dikaitkan dengan Islam. Dalam konteks global, Islamophobia juga terjadi. Kelompok sayap kanan di berbagai negara Eropa secara benderang menunjukkan resistensinya terhadap Islam.

Mohamed Salah yang mampu tampil impresif musim ini menjadi wujud meritokrasi Islam. 44 gol berhasil digelontorkan pemain asal Mesir ini. Salah pun tak canggung untuk sujud syukur selepas mencetak gol. Maka di final Liga Champions, Salah menjadi tumpuan harapan umat muslim untuk menunjukkan wajah prestasi umat Islam.

Salah memang harus keluar dini di menit ke-30. Namun wajah Islam tetap cemerlang dengan 2 gol yang berhasil diceploskan pemain muslim. Di kubu Real Madrid ada Karim Benzema. Sedangkan di Liverpool ada Sadio Mane. Mane melakukan sujud syukur selepas mencetak gol. Lalu ada juga sosok Zinedine Zidane yang menjadi pelatih sukses dengan mengantarkan Real Madrid tiga kali beruntun menjadi juara Liga Champions (2016, 2017, 2018). Zidane telah menunjukkan wajah prestasi kaum muslim semenjak menjadi pemain. Dan hal itu berlanjut kala dirinya sebagai pelatih.