FSGI Ungkap Bantuan Kuota Internet Terindikasi Kuat Mubazir

SHARE

PJJ


CARAPANDANG.COM - Kemendikbud telah merilis bahwa per 29 September 2020 akan menyalurkan Bantuan Kuota Internet kepada 27.305.495 nomor ponsel siswa dan guru. Padahal sesuai dengan data yang ada di vervalponsel.data.kemdikbud.go.id, ada 54.011.886  nomor ponsel siswa dan guru yang ditargetkan akan menerima Bantuan Kuota Internet. "Dengan kondisi ini maka sekitar 49,5 % anggaran yang sudah disiapkan, sekitar 3,6 Triliyun, berpotensi terbuang sia-sia, “ demikian disebutkan Heru Purnomo, Sekjen FSGI.

Heru pun melanjutkan, “ Walaupun Kemendikbud menyebutkan bahwa jumlah tersebut akan meningkat seiring dengan pemutakhiran data, tetapi FSGI melihat berdasarkan monitoring yang dilakukan tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Per 26 September 2020 ada sekitar 26.626.565 nomor ponsel siswa yang sudah unduh SPTJM tetapi per 3 Oktober 2020 angkanya berkurang menjadi 26.621.221 karena ada SPTJM yang ditolak.”

“Hal ini semakin membuktikan bahwa apa yang pernah diprediksi FSGI, lewat rilis tanggal 26 September 2020, bahwa pemberian Bantuan Kuota Internet ini akan berpotensi terjadi Sisa Lebih Anggaran akan menjadi kenyataan, “ sambung Fahriza Marta Tanjung, Wasekjen FSGI.

Fahriza menuturkan, “Bagi kami, hal ini juga menunjukkan bahwa perencanaan Bantuan Kuota Internet ini dilakukan dengan tidak cermat. Ketidakcermatan ini diduga berasal dari tidak akuratnya data implementasi PJJ di lapangan.”

“Kami menduga bahwa potensi “buang-buang uang negara” juga dapat ditimbulkan karena sebagian aplikasi rujukan yang ada pada Kuota Belajar bukanlah aplikasi populer yang digunakan selama PJJ. Untuk itu kami melakukan survei berkenaan dengan aplikasi yang ada pada kuota belajar maupun diluar kuota belajar dari sisi popularitas maupun penggunaannya,” sebut Fahriza.

Survei ini dilakukan pada tanggal 2 – 3 Oktober 2020 dengan menggunakan 2 form yang digunakan untuk menjaring penggunaan aplikasi Agama Islam dan aplikasi Bahasa Inggris. Pada Kuota Belajar aplikasi Agama Islam yang menjadi rujukan hanya aplikasi Aminin sementara aplikasi Bahasa Inggris yang difasilitasi adalah Bahaso, Birru, Cakap dan Duolingo. 

Pada form penggunaan aplikasi Agama Islam berhasil dijaring sebanyak 411 responden dengan jumlah guru yang terlibat sebanyak 116 orang dan siswa sebanyak 295. Sementara pada form penggunaan aplikasi Bahasa Inggris menjaring 644 reponden yang terdiri dari 84 orang guru dan 560 orang siswa.