Gotong Royong dalam "Guru Penggerak"

SHARE

Guru Penggerak (Ditjen GTK)


CARAPANDANG.COM  – Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Iwan Syahril turut hadir pada Forum Silaturahmi Jilid II bersama dengan Organisasi/Asosiasi/Komunitas Profesi Guru melalui aplikasi Zoom pada Sabtu (11/7/2020).

“Terima kasih silaturahmi yang sebelumnya sudah kita lakukan, ini jilid kedua. Bagian dari komitmen kami untuk berkolaborasi, bersilaturahmi dengan organisasi, asosiasi, komunitas profesi guru. Kita harus gotong royong untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia,” kata Dirjen GTK Kemendikbud, Iwan Syahril, Sabtu (11/7/2020).

Dalam kesempatan tersebut ia menjelaskan tentang Merdeka Belajar Episode 5: “Guru Penggerak”.

“Program Guru Penggerak berpijak dari filosofi Bapak Pendidikan kita yaitu Ki Hajar Dewantara. Idiom yang sangat populer ‘Ing Ngarsa Sung Tulada’, ‘Ing Madya Mangun Karsa’, ‘Tut Wuri Handayani’,” jelas sosok yang akrab dipanggil Mas Dirjen ini.

“Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila,” sambungnya.

Direktur Jenderal GTK, Iwan Syahril, menjelaskan proses pendidikan dan penilaian Guru Penggerak berbasis dampak dan bukti. “Proses kepemimpinan sangat penting dan dalam proses pengembangan kepemimpinan ini, kami berkaca dari berbagai macam studi dan pendekatan andragogi atau pembelajaran orang dewasa bahwa kita harus lebih fokus kepada on the job learning. Artinya, pembelajaran yang relevan dan kontekstual sehingga memberi dampak sebaik-baiknya,“ imbuh Iwan.

Terdapat tiga modul pelatihan. Paket Pertama adalah Paradigma dan Visi Guru Penggerak dengan materi refleksi filosofi pendidikan Indonesia – Ki Hadjar Dewantara, nilai-nilai dan visi Guru Penggerak, dan membangun budaya positif di Sekolah. Paket Kedua adalah Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid dengan materi pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran sosial dan emosional, dan pelatihan (coaching). Paket Ketiga adalah Kepemimpinan Pembelajaran dalam Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah berisi materi tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, dan pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid.

Melalui visi Merdeka Belajar, Guru Penggerak diharapkan dapat mencetak sebanyak mungkin agen-agen transformasi dalam ekosistem pendidikan yang mampu menghasilkan murid-murid berkompetensi global dan berkarakter Pancasila, mampu mendorong transformasi pendidikan Indonesia, mendorong peningkatan prestasi akademik murid, mengajar dengan kreatif, dan mengembangkan diri secara aktif. Guru Penggerak bisa berperan lebih dari peran guru saat ini.

Iwan menambahkan program Guru Penggerak merupakan bentuk kolaborasi dari seluruh pihak dengan fokus pada murid. “Guru Penggerak harus bisa menginspirasi untuk terus belajar dan menggali potensi serta menjadi teladan bagi siswa. Mari kita kuatkan kolaborasi untuk anak-anak Indonesia menuju kualitas pendidikan yang semakin baik,” kata dia.