Guru Adalah Profesi yang Sangat Kompleks

SHARE

Guru (Ditjen GTK)


CARAPANDANG.COM - Profil guru Indonesia: Guru yang berdaya memiliki beberapa ciri yakni berjiwa Indonesia, bernalar, pembelajar, profesional, berhamba pada anak. Lantas apakah yang dimaksud dengan pembelajar serta profesional? Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Iwan Syahril menjelaskan lebih lanjut.

“Pembelajar, karena guru itu adalah profesi yang sangat kompleks. Tidak pernah situasi yang dihadapi guru selalu sama. Guru itu tidak menghadapi mesin. Guru itu menghadapi makhluk hidup. Makhluk hidup itu terus berkembang,” kata Dirjen GTK Kemendikbud, Iwan Syahril dalam wawancara telekonferensi, Rabu (3/6/2020).

Iwan mengungkap dinamika menghadapi peserta didik yang membuat guru harus senantiasa belajar.

“Makhluk hidup itu beragam macam. Murid itu tidak pernah ada yang sama. Dua anak kembar tidak pernah sama, apalagi yang bukan anak kembar, apalagi yang bukan saudara. Dan ini harus dimaknai oleh para guru di dalam kelas,” jelas Iwan Syahril.

“Sehingga murid yang sama pun walau di kelas yang sama, pada hari yang berbeda, itu akan berbeda. Murid yang sama dengan topik yang berbeda, itu akan beda lagi dinamikanya. Murid yang sama ketika dia kecil, ketika dia awal remaja dan remaja itu beda lagi ceritanya. Karena itu makhluk hidup yang dihadapi dan itu sangat kompleks, tidak pernah sama. Jadi butuh memang belajar terus menerus tidak pernah berhenti,” tambahnya.

Iwan memandang mengajar manusia memiliki kompleksitas tersendiri yang membuat guru perlu untuk belajar dan belajar lagi.

“Jangan mendekati belajar kayak menghadapi mesin. Ini manualnya ya udah kita laksanakan. Enggak bisa, karena kalau mesin enak, ini tinggal pasang, spek-nya tinggal dipesan kan. Saya butuh kayak ini, bahan gini, nanti tinggal disatukan, dan semuanya template-nya sama, pabriknya keluarnya sama, sudah ada standarnya. Manusia tidak seperti itu. Jadi itu kerja yang sangat kompleks yang menuntut kita untuk terus belajar,” ujar Dirjen GTK Kemendikbud, Iwan Syahril.

Ia lalu menerangkan perlunya kompetensi profesional bagi guru dalam menjalani profesinya.

“Lalu profesional, dia harus menguasai bidangnya. Artinya enggak mungkin guru kalau kontennya enggak bagus. Gimana guru matematika kalau enggak begitu mengerti matematikanya. Gimana guru bahasa tapi enggak ngerti bahasa itu apa. Bagaimana guru kesenian tapi enggak bisa berkesenian, kan juga aneh. Guru kesenian enggak bisa berkesenian bagi saya aneh sekali. Atau guru olahraga enggak bisa menjalankan olahraga dengan baik, dan lain sebagainya,” tutur Iwan Syahril.

“Jadi betul-betul profesional memiliki pengetahuan tentang bagaimana profesional dan bisa berkembang secara profesional juga. Dia terus bisa menjaga perkembangan ilmu dan lain sebagainya tetap diikuti,” sambungnya.