CARAPANDANG.COM- Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM), Profesor Mudrajad Kuncoro menyagtakan pengajar di Indonesia dituntut untuk banyak membuat karya ilmiah sehingga ilmu yang dimilikinya bisa dibagi dengan pihak lain.
"Di Indonesia saat ini ada 83 perguruan tinggi negeri dan 3.000 lebih perguruan tinggi swasta, namun, untuk urusan publikasi di kawasan ASEAN masih kalah dibandingkan perguruan tinggi di Malaysia dan Singapura," katanya di Tangerang, Kamis.
Menurut dia, meski banyak PTN dan PTS, namun untuk urusan publikasi masih kalah negara tetangga, maka , tenaga pengajar harus banyak melahirkan tulisan dalam bentuk jurnal, buku, artikel atau lainnya.
Karya tulisan yang dapat dihasilkan saat ini adalah dalam bentuk jurnal rangkuman hasil pembelajaran di kelas. Sebab, untuk riset memerlukan waktu tetapi jika bisa dilakukan akan lebih baik, kemudian dikoneksi dengan aplikasi seperti google sehingga karya ilmiah dimiliki akan terdaftar dan diketahui.
Bahkan, hasil karya tulisan yang dibuat pun akan mendapatkan penghasilan jika dapat ditekuni. Dari pengalamannya, pembuatan tulisan di 52 buku dan ribuan artikel yang berada di media nasional.
"Untuk industri 4.0 saat ini maka bisa jadi peluang sebagai entrepreneur melalui hasil karya tulisan yang dipublikasikan tersebut," ujarnya.
Harapannya, para tenaga pengajar di Indonesia bisa banyak menghasilkan karya tulisan sehingga ilmu yang ditekuni bisa dibagi ke orang dan mendapatkan manfaat.
"Peluangnya sangat terbuka untuk siapa saja yang memiliki keinginan. Kita harus memanfaatkan peluang itu saat ini," ujarnya.
"Di Indonesia saat ini ada 83 perguruan tinggi negeri dan 3.000 lebih perguruan tinggi swasta, namun, untuk urusan publikasi di kawasan ASEAN masih kalah dibandingkan perguruan tinggi di Malaysia dan Singapura," katanya di Tangerang, Kamis.
Menurut dia, meski banyak PTN dan PTS, namun untuk urusan publikasi masih kalah negara tetangga, maka , tenaga pengajar harus banyak melahirkan tulisan dalam bentuk jurnal, buku, artikel atau lainnya.
Karya tulisan yang dapat dihasilkan saat ini adalah dalam bentuk jurnal rangkuman hasil pembelajaran di kelas. Sebab, untuk riset memerlukan waktu tetapi jika bisa dilakukan akan lebih baik, kemudian dikoneksi dengan aplikasi seperti google sehingga karya ilmiah dimiliki akan terdaftar dan diketahui.
Bahkan, hasil karya tulisan yang dibuat pun akan mendapatkan penghasilan jika dapat ditekuni. Dari pengalamannya, pembuatan tulisan di 52 buku dan ribuan artikel yang berada di media nasional.
"Untuk industri 4.0 saat ini maka bisa jadi peluang sebagai entrepreneur melalui hasil karya tulisan yang dipublikasikan tersebut," ujarnya.
Harapannya, para tenaga pengajar di Indonesia bisa banyak menghasilkan karya tulisan sehingga ilmu yang ditekuni bisa dibagi ke orang dan mendapatkan manfaat.
"Peluangnya sangat terbuka untuk siapa saja yang memiliki keinginan. Kita harus memanfaatkan peluang itu saat ini," ujarnya.
.jpg "Usai Red Sparks Vs Indonesia All Star Voli Indonesia Makin Maju")
.jpg "Sambut Hari Kartini, Menparekraf Dorong Perempuan Semangat Berkarya")
.jpg "Hindari Wabah HFMD dan DBD Dengan Jaga Kebersihan")
.jpg "Anak Penerima PKH Sukses Jadi Guru PPPK")
