Hari Anak Nasional: Orang Dewasa Wajib Penuhi Hak Anak

SHARE

istimewa


CARAPANDANG - Hari Anak Nasional (HAN) merupakan sebuah momentum untuk mengingatkan para orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan orang dewasa lainnya mengenai pentingnya pemenuhan hak anak yang dibagi dalam 5 (lima) klaster, yaitu hak sipil dan kebebasan; lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif; kesehatan dasar dan kesejahteraan; pendidikan, pemanfaatan waktu luang, dan kegiatan budaya; dan perlindungan khusus.

“Hak anak wajib dipenuhi oleh orang dewasa, kita (Forum Anak) menyuarakan, bukan menyelesaikan (hak anak). Hak anak yang sering diabaikan adalah keterlibatan anak dalam pengambilan keputusan. Dalam forum besar, ketika pemerintah membuat kebijakan terkait anak, masak suara anak tidak didengarkan? Kedua, menurunnya kepercayaan anak terhadap orang dewasa bahkan orang di sekelilingnya karena banyaknya kasus kekerasan, baik fisik maupun seksual yang dilakukan bahkan oleh keluarganya sendiri,” ujar Ketua Umum Forum Anak Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Tanaya Sindhu Ganari, dalam program “Kick Andy Episode: Biar Kecil tapi Rawit” dalam rangka Hari Anak Nasional, Minggu (23/7).

Tanaya menjelaskan, Forum Anak merupakan organisasi yang dibentuk oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) untuk menjangkau partisipasi anak, mulai dari desa/kelurahan hingga nasional. “Forum Anak memperjuangkan hak-hak kita sebagai anak Indonesia yang harapannya bisa diwujudkan oleh orang dewasa di sekitar kita, bukan hanya untuk kita yang ada di Forum Anak, tapi juga teman-teman yang ada di daerah. Teman-teman yang masuk ke dalam kepengurusan Forum Anak bisa menyampaikan aspirasi teman di sekitarnya, seperti tetangga atau teman sekolah. Anak punya pendapat dan anak berhak didengarkan,” tutur Tanaya.

Tanaya mengatakan, anak Indonesia juga memiliki hak untuk bertumbuh kembang sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki. Seperti Torres Wistara (13) dan Azalia Salwa Salsabila (11), keduanya turut hadir dalam program “Kick Andy Episode: Biar Kecil tapi Rawit”. Torres adalah anak laki-laki yang sudah mulai melukis sejak berusia 3 tahun. Tidak seperti pelukis pada umumnya, pelukis cilik ini memiliki ciri khas melukis menggunakan kedua tangannya sekaligus. Dengan gaya melukis ekspresif, Torres telah berhasil mengikuti berbagai pameran dan memenangkan perlombaan. Bahkan, lukisannya pernah dibeli oleh warga negara Swiss dan Italia.

Dalam kesempatan yang sama, hadir seorang anak perempuan disabilitas netra yang sudah menggeluti dunia musik sejak berusia 4 tahun. Gadis yang akrab disapa Salwa itu kerap memenangkan kontes menyanyi ataupun band. Tak hanya itu, Salwa juga berprestasi di berbagai bidang lainnya, seperti pidato, catur, bahkan saat ini tengah menyusun sebuah novel dalam huruf braille yang ia harapkan dapat menginspirasi anak-anak disabilitas di Indonesia untuk terus berkarya dan berprestasi.

Salwa bercerita, dirinya pernah bertemu dengan Menteri PPPA, Bintang Puspayoga pada perayaan HAN Tahun 2022 di Kebun Raya Bogor. Pada saat itu, Menteri PPPA sempat menanyakan hobi, cita-cita, dan keinginan Salwa. “Waktu itu aku bilang hobi aku bermain musik dan bernyanyi. Selain bercita-cita menjadi penyanyi, aku ingin menjadi dosen juga. Keinginannya waktu aku bilang mau masuk televisi dan alhamdulillah sekarang bisa masuk televisi dan dilihat oleh banyak orang. Terima kasih Ibu Bintang,” tutur Salwa. dilansir kemenpppa.go.id