Harimau Sumatera Ditemukan Mati Di Aceh Selatan

SHARE

Foto: Antara


CARAPANDANG.COM - Seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) ditemukan mati di perkebunan masyarakat di Trumon Timur, Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Agus Arianto, di Banda Aceh, Senin, mengatakan penyebab kematian harimau sumatera tersebut belum diketahui.

"Harimau sumatera tersebut ditemukan mati di perkebunan masyarakat pada Senin ini sekitar pukul 06.30 WIB. Lokasi penemuan di Kapa Seusak, Trumon Timur, Aceh Selatan," kata Agus Arianto.

Agus menyebutkan pihaknya belum mengetahui penyebab kematian satwa dilindungi tersebut. BKSDA sudah menurunkan tim nekropsi untuk mengetahui penyebab kematian.

"Jenis kelamin diketahui betina. Namun, usia harimau sumatera tersebut belum diketahui. Setelah pemeriksaan tim nekropsi baru diketahui semuanya," kata Agus pula.

Agus menyebutkan sebelumnya petugas Seksi Konservasi Wilayah 2 dan Resor Konservasi Wilayah 16 Trumon, Aceh Selatan mendapat laporan adanya hewan ternak masyarakat dimangsa harimau.

Atas laporan tersebut, kata Agus, petugas konservasi bersama mitra dan kepolisian mengecek lokasi ternak masyarakat dimangsa harimau. Di lokasi, ditemukan enam bangkai kambing dalam kondisi tidak utuh.

Kemudian, petugas bersama mitra memasang sejumlah kamera untuk melihat pergerakan harimau. Petugas konservasi bersama mitra dan polisi juga berupaya memberikan ketenangan kepada masyarakat setempat.

"Saat mengambil rekaman kamera yang dipasang sehari sebelum, tim menemukan seekor harimau telah mati. Penyebab kematian baru diketahui berdasarkan hasil nekropsi nanti," ujar Agus pula.

Dia menyebutkan lokasi penemuan harimau sumatera yang mati tersebut masih dalam satu wilayah dengan seekor harimau sumatera yang masuk perangkap BKSDA.

"Lokasinya masih di desa yang sama, yakni Kapa Seusak. Harimau yang masuk perangkap sebelumnya berjenis kelamin betina dengan usia diperkirakan empat tahun," kata Agus lagi.

Ia mengatakan pemasangan perangkap tersebut karena harimau sumatera itu dilaporkan sering berkonflik dengan masyarakat. Selain itu, kondisi harimau juga mengalami gangguan kesehatan.

"Setelah memastikan kondisi sehat, harimau sumatera tersebut dilepasliarkan ke Taman Nasional Gunung Leuer. Pelepasliaran harimau tersebut merupakan upaya penyelamatan satwa dilindungi," kata Agus Arianto lagi.