Harvard Dan Yale Diselidiki Karena Dugaan Tak Laporkan Dana Asing

SHARE

Ilustrasi


CARAPANDANG.COM - Departemen Pendidikan Amerika Serikat pada Rabu mengatakan telah menggelar penyelidikan apakah universitas Harvard dan Yale tidak melaporkan ratusan juta dolar dalam bentuk hadiah dan kontrak asing seperti dipersyaratkan oleh hukum.

Universitas Yale di New Haven, Connecticut, kemungkinan tidak melaporkan paling sedikit 375 juta dolar (Rp5,6 triliun) dana asing selama empat tahun terakhir, kata departemen itu dalam sebuah pernyataan.

"Ini soal transparansi," kata Menteri Pendidikan Amerika Serikat Betsy DeVos dalam pernyataan itu. "Jika sekolah tinggi dan universitas menerima uang dan hadiah asing, siswa mereka, donatur, dan pembayar pajak berhak mengetahui berapa banyak dan dari siapa."

Undang-undang Federal mewajibkan sebagian besar perguruan tinggi dan universitas melaporkan hadiah dari dan kontrak dengan sumber asing yang nilainya lebih dari 250.000 dolar AS dua kali setahun. Catatan departemen pendidikan tiga dekade terakhir menunjukkan universitas dan sekolah tinggi di AS melaporkan sumbangan lebih dari 6,6 miliar dolar AS dari Qatar, China, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

"Jumlah ini mungkin terlalu diremehkan," kata departemen pendidikan.

Yale pada Selasa sudah menerima permintaan dari departemen pendidikan mengenai catatan hadiah dan kontrak tertentu dari sumber-sumber asing berdasarkan Bab 117 Undang-Undang Pendidikan Tinggi tahun 1965, kata juru bicara universitas Karen Peart.

"Kami sedang meninjau permintaan itu dan bersiap untuk menanggapinya," kata dia.

Departemen pendidikan mengatakan bahwa mereka juga khawatir Universitas Harvard di Cambridge, Massachusetts, tidak memiliki kendali yang tepat atas uang asing dan mungkin belum sepenuhnya melaporkan semua sumbangan dan kontrak yang berasal dari luar Amerika Serikat. Departemen pendidikan tidak memasukkan jumlah dolar yang tidak dilaporkan Harvard itu.

Dua pekan lalu, Charles Lieber, ketua Jurusan Kimia dan Biologi Kimia pada Universitas Harvard, dan dua warga negara China yang merupakan peneliti pada Universitas Boston dan sebuah rumah sakit Boston didakwa oleh Departemen Kehakiman AS karena berbohong menyangkut kaitan mereka dengan pemerintah China.

Lieber mengatakan Harvard tidak memiliki kontrol kelembagaan yang memadai untuk mengawasi dan melacak secara efektif sumbangan yang sangat besar, kata departemen pendidikan.

Dalam satu laporan tentang pengaruh China terhadap pendidikan AS, sebuah komite Senat  menggambarkan pengeluaran asing di sekolah-sekolah AS sebagai "lubang hitam" mengingat sekolah tinggi dan universitas terbiasa tidak mematuhi hukum.