Heroe Poerwadi: Penularan Covid-19 Di Yogyakarta Cukup Cepat

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM -  Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan penularan Covid-19 di Yogyakarta tergolong cukup cepat. Maka itu, perlu  perlu dilakukan penelitian untuk memastikan penyebabnya, termasuk kemungkinan munculnya virus varian baru.

Dia menjelaskan berdasarkan data, dalam tiga pekan terakhir terjadi kenaikan kasus hingga tiga kali lipat. Kasus mingguan di Kota Yogyakarta rata-rata berada di kisaran 100 pasien, namun kemudian meningkat menjadi 200 orang per pekan dan pada pekan ini naik menjadi 375 pasien per pekan.

Tapi, dia tidak menampik jika kondisi Kota Yogyakarta dalam dua pekan sebelum terjadi lonjakan kasus cukup padat dengan banyaknya wisatawan, yaitu saat libur panjang akhir Mei hingga awal Juni.

“Kondisi seperti saat ini merupakan pengulangan keadaan saat kasus di Yogyakarta juga meningkat usai libur panjang akhir Tahun 2020,” ujarnya di Yogyakarta, Kamis (24/6).

Maka itu, jika masyarakat berkeinginan kondisi perekonomian kembali membaik dan kasus menurun, maka satu-satunya jalan adalah kompak disiplin menerapkan PPKM mikro secara ketat. “Tidak boleh ada celah sedikit pun dalam menerapkan protokol kesehatan. Wisatawan masih bisa datang, tetapi saat berada di Yogyakarta juga harus patuh protokol kesehatan, termasuk menunjukkan dokumen kesehatan,” ujarnya. 

Menurutnya jika protokol kesehatan dilonggarkan sedikit saja, maka yang terjadi adalah meningkatnya kasus Covid-19. “Makanya, kalau masyarakat ingin Yogyakarta dalam kondisi aman, ya semuanya harus menjaga Kota Yogyakarta dengan disiplin protokol kesehatan,” katanya.

Meskipun terjadi peningkatan kasus yang cukup signifikan, namun Heroe mengatakan, tidak ada peningkatan jumlah kematian pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Rerata kematian sebelum terjadi lonjakan kasus adalah 40 orang per pekan dan saat ini kondisinya hampir sama.

Sebagian besar kasus terkonfirmasi positif dalam dua pekan terakhir adalah pasien tanpa gejala, sehingga peningkatan kebutuhan layanan selter atau isolasi mandiri justru lebih banyak dibanding kebutuhan layanan di rumah sakit.