Houthi Yaman Luncurkan Rudal Balistik ke Israel

SHARE

istimewa


CARAPANDANG - Kelompok Houthi Yaman meluncurkan beberapa rudal balistik ke pos militer di kota Eilat, Israel selatan.

Houthi yang merupakan sekutu Iran, telah meluncurkan rudal jarak jauh dan serangan drone ke Israel dan kapal-kapal terkait Israel di Laut Merah sebagai solidaritas terhadap militan Hamas Palestina yang bertempur di Jalur Gaza.

Dilansir Reuters, Kamis (7/12/2023), pernyataan kelompok Houthi mengatakan mereka akan terus "melakukan operasi militer melawan musuh Israel, serta menerapkan keputusan untuk mencegah kapal-kapal Israel menavigasi Laut Arab dan Laut Merah untuk mendukung rakyat Palestina yang tertindas."

Sebelumnya pada Rabu, Mason, kapal perusak kelas Arleigh Burke milik AS, menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak yang berasal dari bagian Yaman yang dikuasai kelompok Houthi.

Tidak ada korban luka atau kerusakan dan tidak jelas apa yang menjadi sasaran drone tersebut.

Ini adalah keenam kalinya Angkatan Laut AS menembaki drone di Laut Merah bagian selatan sejak pecahnya perang antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas pada 7 Oktober dan terjadi di tengah serangkaian serangan terhadap kapal komersial di perairan Timur Tengah.

Selain itu, badan Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) dan perusahaan keamanan maritim Inggris Ambrey melaporkan sebuah insiden yang melibatkan pesawat tak berawak di Laut Merah sebelah barat pelabuhan Hodeidah di Yaman.

UKMTO memperingatkan kapal-kapal yang transit di kawasan tersebut untuk berhati-hati.

Sebelumnya, militer AS mengatakan pada Minggu bahwa tiga kapal komersial diserang di Laut Merah bagian selatan.

Pentagon mengatakan gelombang serangan yang dilakukan kelompok Houthi di Yaman mungkin tidak menargetkan kapal perang AS, meskipun Angkatan Laut AS telah merespons dengan menembak jatuh pesawat drone dan rudal.

Houthi juga mengeklaim serangan pesawat tak berawak dan rudal terhadap dua kapal Israel di wilayah tersebut, dan mengatakan dalam siarannya bahwa serangan itu terjadi sebagai tanggapan terhadap tuntutan warga Yaman dan seruan negara-negara Muslim untuk mendukung rakyat Palestina. dilansir cnbcindonesia.com