Hutan Sekolah sebagai Sumber Belajar Di Daerah Perbatasan

SHARE

Hutan sekolah sebagai sumber belajar (Ditjen GTK)


CARAPANDANG.COM – Bagaimanakah penerapan Merdeka Belajar di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar)? Adiatman, guru Biologi SMA Negeri 1 Sebatik pada Webinar Seri Hari Guru Nasional membagi tipsnya. Ia membawakan materi berjudul “Peran Hutan Sekolah sebagai Sumber Belajar yang Mewujudkan Merdeka Belajar di Perbatasan”.

Adiatman yang mengajar di SMA Negeri 1 Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, sejak 2011 mengungkap situasi dan letak geografis tempatnya mengajar.

“Pulau Sebatik dijuluki 1 pulau, 2 negara. Ada warga yang ruang tamunya daerah Indonesia, dapurnya wilayah Malaysia,” jelas Adiatman pada Webinar bertema “Pengabdian Tiada Henti di Tapal Batas”, Rabu (11/11/2020).

Ia juga menggambarkan beratnya akses jalan ketika harus melakukan home visit di masa pandemi. “Sebagian peserta didik kami masih memanfaatkan sumber listrik dari tenaga surya, sehingga jika musim penghujan, mereka tidak bisa ngecas hp-nya semaksimal mungkin,” terang Adiatman.

Dengan segala kondisi tersebut, Adiatman menanamkan motivasi kepada siswanya untuk memiliki cita-cita yang tinggi.

“Saya berpesan kepada mereka, meskipun kita ada di perbatasan, tetapi mimpi-mimpi kalian tidak boleh terbatas. Kalian boleh menjadi apa pun yang kalian inginkan selama itu baik,” pesan Adiatman kepada murid-muridnya.

Hutan Sekolah sebagai Sumber Belajar

Sumber belajar adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar mendukung proses belajarnya dan memungkinkan peserta didik belajar secara individual maupun berkelompok.

“Saya memanfaatkan hutan sekolah sebagai sumber belajar yang luar biasa bagi anak-anak perbatasan. Hutan sekolah sebagai laboratorium alam. Ada pun tujuan hutan sekolah dibentuk, untuk mewujudkan pusat pendidikan dan penelitian di wilayah perbatasan,” ujar Adiatman.

Sebagai guru Biologi, Adiatman dapat menjelaskan morfologi, anatomi secara langsung di hutan sekolah. “Hutan sekolah sebagai lingkungan sekitar yang merupakan sarana bagi peserta didik, di mana peserta didik dapat beraktivitas, berkreasi, rekreasi dan berinovasi, termasuk mengembangkan kemampuan bernalarnya,” ucap Adiatman.

Peserta didik pun dapat mengobservasi burung, membedakan tanaman monokotil dan dikotil secara langsung dengan dilihat dan diraba.

Pada masa pandemi, protokol kesehatan dilakukan secara ketat. 3M (Menggunakan masker, Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, Menjaga Jarak) diterapkan ketika melakukan pembelajaran di hutan sekolah.

“Yang hadir 5, 6 orang. Saya membawa rangka manusia dari laboratorium ke hutan sekolah. Mereka belajar secara bermakna. Mereka katanya masih bingung membedakan ulna dan radius. Saya harus berpikir agar mereka betul-betul langsung melihat, oh seperti ini radius, oh seperti ini ulna,” kata guru Biologi SMA Negeri 1 Sebatik, Adiatman memberi contoh materi pembelajaran di masa pagebluk Covid-19.