Indonesia Timur Segera Berdiri Pabrik Pupuk Pertama

SHARE

istimewa


CARAPANDANG - Pada 23 November 2023, Presiden Republik Indonesia Jokowi didampingi Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan groundbreaking pembangunan salah satu PSN yakni Kawasan Industri Pupuk Fakfak di Distrik Arguni, Kabupaten Fakfak, Papua Barat.

Proyek Kawasan Industri Pupuk Fakfak ini akan menjadi kawasan industri pupuk pertama yang dibangun di Indonesia setelah 40 tahun lalu. Pembangunan industri pupuk terakhir dilakukan pada tahun 1982 di Aceh.

Presiden Jokowi mengapresiasi pembangunan pabrik ini sebagai langkah untuk mendorong perkembangan ekonomi di kawasan Timur Indonesia. Ia berharap agar pemerataan makin masif dilakukan agar kesenjangan mampu ditekan di Provinsi Papua Barat dan masyarakatnya semakin sejahtera.

“Sudah 40 tahun kita memiliki lima industri pupuk dan semua di kawasan barat (Indonesia), di kawasan timur belum ada. Oleh sebab itu, saat mendengar rencana ini saya tekankan langsung eksekusi agar kawasan timur juga memiliki industri pupuk. Nantinya kita juga punya rencana besar untuk membangun food estate, lumbung pangan di Provinsi Papua, yang diharapkan dimulai awal tahun depan. Kalau dimulai tidak di-back up oleh industri pupuknya juga akan berat. Ini sebuah rencana besar yang saling mendukung dan Tanah Papua akan semakin makmur,” ucap Presiden Jokowi.

Sementara itu, Bahlil mengungkapkan bahwa industri pupuk ini berpotensi menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi baru di Provinsi Papua Barat, khususnya di Kabupaten Fakfak.

“Kami melaporkan bahwa kawasan dengan luas 2.000 hektare, dan sebanyak 500 hektare di antaranya dikelola oleh Pupuk Indonesia. Itu akan dibangun dengan nilai investasi 30 triliun (rupiah) yang akan dikawal langsung oleh Kementerian Investasi/BKPM dan BUMN. Tugas kami di sini adalah untuk segera mengeksekusi kerja-kerja konstruksi. Untuk  masyarakat, saya katakan bahwa hak anda tidak akan dikurangi. Jadi tolong mari sukseskan bersama dan ini bisa jadi penyuplai di kawasan timur lumbung pangan nasional kita,” ungkap Bahlil.

Pembangunan kawasan industri pupuk di lahan seluas 2.000 hektare itu, ditargetkan akan selesai pada 2028. Kapasitas produksi untuk produk Ammonia sebesar 2.500 metrik ton per hari (MTPD) dan Urea sebesar 3.500 MTPD.  

Pembangunan pabrik ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi baru di wilayah Papua Barat melalui peningkatan nilai tambah (value added) terhadap komoditas gas bumi yang dimiliki tanah Papua, menciptakan lapangan pekerjaan dan pemberdayaan masyarakat, serta mendukung program ketahanan nasional.

Proyek dengan nilai investasi lebih dari USD1 miliar ini nantinya akan memiliki kapasitas produksi pupuk urea sebesar 1,15 juta ton per tahun dan 825 ribu ton per tahun untuk ammonia. Kehadiran pabrik ini diproyeksikan memberi kontribusi positif pada pendapatan negara hingga Rp20 miliar per tahun. Kemudian potensi kontribusi pertumbuhan ekonomi domestik melalui porsi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di proyek ini mencapai nilai Rp10 triliun. dilansir indonesia.go.id