Ini Klarifikasi Kepsek TK Kartika Tentang Barisan Anak Bercadar Di Probolinggo

SHARE

Barisan PErjuangan bersama Rasulullah dari TK Kartika V 69 Probolinggo (net)


CARAPANDANG.COM – Peserta pawai budaya Kabupaten Probolinggo dari TK Kartika V 69 binaan Kodim 0820 Probolinggo belum lama ini viral di media sosial. Pasalnya, barisan TK tersebut menampilkan anak-anak yang menggunakan cadar dan membawa senjata. Dalam caption salah satu wali murid, tema yang diangkat dalam barisan tersebut adalah perang Rasulullah.

Namun, sebagian masyarakat dan bahkan Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo menganggap barisan tersebut tidak patut ditampilkan. Apalagi, anak kecil, karena mengandung pengertian yang tidak baik. Pria yang akrab disapa Bamsoet ini melihat, barisan anak-anak yang membawa senjata itu suatu yang negatif, sehingga dia meminta hal itu tidak terjadi lagi dikemudian hari.

"Menteri Pendidikan dan semua pemerintah daerah harus memastikan bahwa kasus serupa tidak berulang di kemudian hari," kata Ketua DPR, Bambang Soesatyo, dikuyip dari RMOL.co, Minggu sore (19/8/2018).

Terkait hal ini, Kepala Sekolah Kartika V 69, Hartatik sudah mengklarifikasi insiden ini. Hartatik menegaskan bahwa tidak ada niatan dari pihaknya mengajarkan radikalisme dan kekerasan kepada anak didiknya, apalagi paham terorisme. Dia menyadari persepsi masyarakat dapat negatif melihat aksi anak didiknya.

"Anak-anak mengenakan seragam pawai bercadar dan menenteng senjata itu mengangkat tema Perjuangan Bersama Rosulullah Untuk Meningkatkan Iman dan Taqwa. Bukan menunjukkan hal yang berbau teroris yang dimaksud warganet, saya minta maaf kalau memang saya salah," tegasnya dikutip dari RMOL.co, Senin (20/8/2018). 

Komandan Kodim (Dandim) 0820 Probolinggo, tempat TK Kartika V 69 bernaung menyampaikan permintaan maaf serupa. Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga M. Maskur berjanji, kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi.

"Kami menegur kepala sekolah yang bersangkutan. Sanksi juga disiapkan," tuturnya. 

Melansir dari RMOL.co, ada kejadian yang juga viral dan menjadi perbincangan setelah pawai tersebut. Yaitu ketika Mendikbud Muhadjir yang kebetulan ada agenda di Kota Probolinggo, kemarin, menggelar pertemuan tertutup di Mapolres Probolinggo Kota.

"Saya sudah bertemu dengan Kapolresta, Dandim, Kepala Disdikpora, Kepala Sekolah TK Kartika V-69, dan beberapa orang tua siswa di Mapolres Probolinggo Kota. Setelah melihat videonya secara utuh, permasalahannya tidak segawat yang bermunculan di berbagai media sosial," kata Muhadjir. 

Dalam video yang utuh, dikatakan Muhadjir, secara jelas anak-anak TK ini mengangkat tema tentang perjuangan umat Islam, dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan gerakan radikalisme.

"Saya sangat menyayangkan siapa saja yang telah mengunggah potongan video pawai budaya tersebut, dan secara sengaja mendistorsi pesan perjuangan yang diangkat. Sehingga, yang muncul adalah adanya kesan menumbuhkan bibit gerakan radikalisme," tegasnya. 

Namun demikian, dia tetap menyayangkan simbolisasi pasukan pejuang mengenakan pakaian layaknya pasukan khusus bercadar, apalagi dilengkapi replika senjata laras panjang.

"Mestinya, bisa dengan simbol lain. Mengingat mereka masih kanak-kanak. "Atas kejadian itu memang ada kesalahan yang harus dibenahi pihak sekolah, tentunya ini harus jadi pembelajaran," kata dia di hadapan Ketua Yayasan TK Kartika V-69, Kepala Sekolah TK Kartika V-69 dan para guru. 

Dalam kesempatan yang sama, Mendikbud juga memberikan bantuan dana sebesar Rp 25 juta. "Lucu ya seharusnya diberi sanksi dan teguran, malah diberi bantuan. Biar sanksi dan teguran urusan Dinas Pendidikan Kota Probolinggo," ujarnya sebelum memberikan bantuan. 

Muhadjir menekankan sanksinya hanya berupa peringatan karena tidak ditemukan unsur kesengajaan dan menjadi pembelajaran bagi semua pihak.

"Kalau untuk sanksi, mungkin sebatas peringatan saja kepada pihak kepala sekolah agar ke depan tidak mengulanginya lagi," tambahnya.Â