Jepang: Oktober Kenaikan Harga Terbanyak Pada Sektor Makanan

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG - Lebih dari 4.000 produk makanan dan minuman di Jepang terdampak kenaikan harga pada bulan ini, lebih dari dua kali lipat angka pada bulan sebelumnya, mengingat kalangan bisnis terus membebankan biaya bahan baku yang lebih tinggi kepada konsumen, demikian menurut sebuah laporan oleh perusahaan riset kredit. 

Sekitar 195 produsen makanan dan minuman yang disurvei telah mengumumkan rencana menaikkan harga untuk 4.634 produk per Jumat (29/9), naik dari 2.148 produk per akhir Agustus, kata Teikoku Databank Jepang dalam laporan daring (online) terbarunya.

Produk minuman dan minuman beralkohol, yang terimbas kenaikan pajak alkohol, mencakup hampir 70 persen produk yang terdampak, kata laporan itu, seraya menambahkan bahwa makanan olahan seperti ham dan sosis, es krim dan makanan penutup beku, serta permen cokelat juga mencatatkan gelombang kenaikan harga.

Berdasarkan laporan yang dirilis pada Jumat itu, jumlah kumulatif produk yang mencatatkan kenaikan harga pada 2023 mencapai 31.887, lebih tinggi 23,7 persen dibandingkan level tahun 2022 pada periode yang sama.

Lonjakan kenaikan harga ini, yang paling signifikan sejak pecahnya gelembung ekonomi, mencerminkan kenaikan harga bahan baku yang signifikan pada tahun sebelumnya dan kemampuan lebih banyak perusahaan untuk membebankan kenaikan biaya tersebut kepada konsumen.

Konsumen menjadi semakin lelah menghadapi kenaikan harga dan enggan membeli barang, seiring mereka mulai beralih ke toko-toko diskon dan merek privat, kata perusahaan itu dalam laporannya. 

Data pemerintah terbaru menunjukkan bahwa harga konsumen inti Jepang mencatatkan kenaikan untuk bulan ke-24 dengan naik 3,1 persen secara tahunan (year on year) pada Agustus, dan biaya makanan melonjak sebesar 9,2 persen.