Joe Biden: Ukraina Harus Penuhi Standar Untuk Gabung NATO

SHARE

Presiden Amerika Serikat Joe Biden menegaskan Amerika Serikat tidak akan membuat pengaturan khusus bagi Ukraina untuk bergabung dengan aliansi militer NATO, meskipun ada invasi Rusia.


CARAPANDANG - Presiden Amerika Serikat Joe Biden menegaskan Amerika Serikat tidak akan membuat pengaturan khusus bagi Ukraina untuk bergabung dengan aliansi militer NATO, meskipun ada invasi Rusia.

"Mereka Ukraina harus memenuhi standar yang sama. Jadi kami tidak akan mempermudahnya," kata presiden AS Joe Biden kepada para wartawan di dekat Washington, dikutip dari CNA pada Sabtu (17/6/2023).

Komentar tersebut dilontarkan Joe Biden sebelum para pemimpin NATO akan bertemu di Lithuania bulan depan.

Dalam sebuah langkah simbolis, para pemimpin aliansi bertujuan untuk mengadakan sesi pertama Dewan NATOUkraina dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy di ibukota Lithuania. Hal itu dipaparkan Vilnius, kepala aliansi Jens Stoltenberg mengatakan di Brussels, Jumat (16/6/2023).

Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan pertemuan ini akan memberikan Kyiv kursi yang lebih setara di meja "untuk berkonsultasi dan memutuskan masalah keamanan".

Namun, Stoltenberg menambahkan, meskipun NATO akan mempererat hubungan politik dengan Ukraina pada pertemuan tersebut, tidak akan ada pembicaraan mengenai keanggotaan Ukraina.

"Kami tidak akan membahas undangan pada KTT Vilnius, tetapi bagaimana kami dapat membawa Ukraina lebih dekat ke NATO. Saya yakin bahwa kita akan menemukan solusi dan konsensus yang baik," kata Stoltenberg.

Negara-negara NATO di Eropa timur telah mendorong peta jalan yang lebih baik bagi Ukraina untuk mendapatkan keanggotaan, tetapi sekutu-sekutu utama seperti Amerika Serikat dan Jerman enggan untuk bertindak lebih jauh dari janji yang tidak jelas pada tahun 2014 bahwa Kyiv akan bergabung suatu hari nanti.

Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius menyarankan bahwa ada kemungkinan beberapa persyaratan keanggotaan dapat dilonggarkan jika Ukraina pada akhirnya siap untuk bergabung.

Negara-negara NATO telah memasok persenjataan senilai puluhan milyar dolar ke Ukraina sejak Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi besar-besaran pada bulan Februari lalu.

Namun, beberapa pemimpin di NATO khawatir bahwa perluasan keanggotaan ke Ukraina akan meningkatkan peluang aliansi ini untuk berhadapan langsung dengan Rusia dalam sebuah perang.

Finlandia menjadi anggota ke-31 NATO pada April 2023, sementara aplikasi Swedia untuk bergabung dengan aliansi ini telah dihalangi oleh Turki. Ankara menuduh Swedia menyembunyikan militan Kurdi yang dianggapnya sebagai teroris.