Jokowi: Tugas Diplomat Tidak Mudah

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM –  Tugas para diplomat saat ini tidak mudah. Pasalnya perubahan terjadi sangat cepat, sehingga menciptakan ketidakpastian yang semakin tinggi.

Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo saat membuka Rapat Keja Kepala Perwakilan Luar Negeri Republik Indonesia di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri Jakarta, Senin (12/2).

Presiden meminta pendekatan diplomasi saat ini harus berubah menyesuaikan tantangan zaman. Perubahan yang dimaksud diplomasi tidak lagi membuang anggaran, tapi diplomasi yang mampu menghasilkan uang.

Lebih lanjut dia mengungkapkan tugas diplomat sangat penting. Pasalnya masyarakat Indonesia yang jumlahnya sudah mencapai 260 juta jiwa sangat berharap para diplomatnya mampu memperjuangkan kepentingan rakyat Indonesia.

“Diplomasi harus berpihak kepada perlindungan WNI, membela kedaulatan negara, perdamaian dan kesejahteraan," tegasnya.

Pada kesempatan itu, Presiden mengapresiasi kinerja para diplomat. Pasalnya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir diplomasi Indonesia mendapat penghargaan dari berbagai pihak seperti Presiden Palestina, Presiden Afghanistan, dan dari Iran.

"Kemarin kita juga ke Bangladesh, kita telah masuk dan membantu komunikasi Pemerintah Bangladesh dan Myanmar dalam penanganan pengungsi (Rohingya,red)," jelasnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan  dengan Afghanistan yang sedang berusaha membangun kembali persatuan,  Indonesia  harus dapat banyak menggali makna kemajemukan, toleransi dan perdamaian.

"Saya minta Menlu (Retno Marsudi)dan seluruh perwakilan RI di luar negeru melanjutkan kontribusi Indonesia untuk perdamaian dunia, Indonesia sebagai negara dengan junlah penduduk muslim terbesar punya tanggung jawab sebagai bagian solusi masalah dunia," tegasnya.

Sumber: Antara