Jusuf Kalla 2 Periode Bersama Jokowi?

SHARE

Jusuf Kalla (tagar)


CARAPANDANG.COM – Umurnya kini telah menginjak usia 75 tahun, dialah Jusuf Kalla. Nama Jusuf Kalla seperti diakui oleh Presiden Joko Widodo masih masuk dalam radar cawapres untuk Pilpres 2019. Dalam survei Litbang Kompas, nama Jusuf Kalla paling banyak dipilih responden untuk kembali maju di Pilpres 2019 mendampingi Jokowi.

Hal senada diungkap oleh Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Ahmad Basarah yang menilai sosok Jusuf Kalla sebagai figur ideal untuk mendampingi Jokowi kali kedua.

"Memang bagi PDIP kapasitas dan kapabilitas Pak JK sebagai wapres Pak Jokowi di Pilpres 2019 adalah sosok atau figur yang ideal," ujar Basarah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (26/4/2018) seperti dilansir Kompas.

Ada pun kemungkinan JK kembali maju sebagai cawapres bisa jadi terhalang dengan tafsir dari Pasal 7 UUD 1945 yang menyatakan Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.

Tafsir para ahli Tata Negara memang masih beragam terhadap Pasal 7 UUD 1945. Dan bisa jadi multitafsir itu menjadi ganjalan terhadap pencalonan mantan Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

Nama Jusuf Kalla sendiri bisa menjadi tokoh yang bisa diterima oleh berbagai partai politik pendukung capres Jokowi. Jika merujuk pada Boediono di Pilpres 2009, maka SBY memilih tokoh non partisan untuk menjadi pasangannya di tengah koalisi besar yang antara lain terdiri dari PPP, PKS, PKB, PD, PAN, PBB. Boediono praktis sebagai titik temu dibandingkan harus memilih sosok politikus dari parpol pengusung SBY.

Kondisi agak mirip dialami oleh Jokowi menjelang Pilpres 2019. Jokowi praktis menjulang popularitasnya, sementara partai politik masih dengan party id yang rendah. Sosok lebih dominan dari partai politik, begitulah temuan dari hasil survei Litbang Kompas. Maka Jusuf Kalla yang praktis dipandang sebagai seorang negarawan bisa menjadi titik tengah, dibandingkan memilih antara Cak Imin, Romy, atau sosok politikus lainnya.