Karakteristik Kemenangan: Histori Fathu Mekkah Di Ramadhan

SHARE

Ahmad Fihri


CARAPANDANG.COM - Ramadhan, sebagai bulan keberkahan dengan amalan-amalan mulia, tentu juga menjadi catatan sejarah paling luar biasa. Perang Badar yang terjadi di tahun 2 Hijriyah merupakan salah satu bukti keberkahannya. Padahal saat itu jumlah kaum muslimin hanya ratusan dibanding lawan yang memiliki jumlah banyak dan perlengkapan yang memadai.

Selain itu, ada peristiwa yang heroic yaitu; kemenangan fathu Makkah yang diraih oleh kaum muslimin juga  pada tahun ke 8 Hijriyah merupakan peristiwa yang terjadi di bulan suci Ramadhan. Inilah keberkahan Ramadhan yang Allah karuniakan kepada ummat Islam.

Penaklukan kota Mekkah sendiri berlangsung pada bulan suci Ramadhan tahun 8 Hijriyyah sebagaimana Ibnu Abbas dan Ibnu Musayyib mengatakan terjadi pada bulan Ramadhan. Rasullah SAW bersabda : “Penaklukan kota Makkah terjadi pada bulan Ramadhan “ (HR.Bukhari, no.4275)

Pembesar-pembesar Arab saat itu begitu bangga dengan keislaman ummat Islam ketika fathu Makkah. Mereka mengatakan: “Jika seseorang meraih kemenangan ketika fathu Makkah, maka berarti ia adalah seorang Nabi”. Lantas ketika itupun banyak yang masuk Islam selama dua tahun, hampir seluruh jazirah Arab beriman. Tidak tersisa di beberapa kabilah Arab kecuali mereka pun masuk Islam.

Atas karunia kemenangan ini, Allah SWT  mengabadikan kisahnya yang terurai di dalam QS An Nashr :

إذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ (1) وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا (2) فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّباً (3)

“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” (QS. An-Nashr: 1-3)

Surat An Nashr ini merupakan kabar gembira untuk Nabi SAW terhadap seluruh bangsa Arab, pemberitahuan ajal Nabi yang semakin dekat dan persiapan untuk beralih menuju kekasih tertinggi dengan senantiasa bertasbih, bertahmid dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

Menurut Syaikh Abdurrahman bin Nashir  As Sa’di dalam tafsirnya menjelaskan, terkait perintah setelah terwujudnya kemenangan dan penaklukan adalah perintah Allah untuk Rasulnya agar bersyukur kepada Allah atas hal itu serta memahasucikan dengan memuji-Nya dan memohon ampunan kepada-Nya. Dan inilah sejatinya sebagai tipologi kemenangan.

Karena pertolongan, kemenangan, kejayaan, keberhasilan, kebahagian itu semuanya bersumber dari Allah SWT. Pertolongan dan kemenangan itu tidak laik terjadi karena taufiq (karunia), tautsiq (keyakinan), dan tauqif (penetapan) dari Allah SWT (Syaikh.Dr.Salman Al Audah dalam kitabnya Isyraqaat Quraniyyah dalam pembahasan QS An Nashr).

Itulah mengapa ujung ayat QS AN Nashr adalah bentuk perintah yang didahului dengan huruf Fa : فَسَبّحْ  , maka bertasbihlah !. sebagaimana ayat ini :

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّباً

“Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” (QS. An-Nashr:3)

Ayat ini menjadi kata kunci dan solusi ketika Allah SWT memberikan kemenangan kepada kita adalah bersyukur.bukan dengan cara membanggakan diri, berkacak pinggang, dan menepuk dada. Pada sebagain tabiat manusia di saat diberi keberhasilan dan kemenangan adalah dengan melakukan euorifa yang berlebihan, melakukan yel-yel kegembiraan dengan teriakan dan luapan.

Rasulullah SAW pada peristiwa fathu Makkah di saat memasuki kota Mekkah yang sudah  ditaklukkan oleh kaum muslimin. Rasulullah SAW berjalan memasuki Mekkah dengan menundukan kepala serta merendahkan jiwa dan raga di hadapan para sahabat mulia. Inilah adab sang Nabiyullah mulia dalam menghadapi kemenangan fathu Mekkah yang perlu menjadi teladan kita semua.

Ber-tasbih, ber-tahmid dan ber-ishtigfar merupakan adab seorang hamba yang beriman menjadi keharusan dalam mendapat kenikmatan kemenangan serta mewujudkan rasa syukur kepada Allah SWT. Yaitu dengan menyucikan Asma dan sifat-sifat Allah yang mulia nan baik (Asmaul Husna).

Kemenangan demi kemenangan yang telah didapat, jangan sampai membuat khilaf .Justru membuat kita Insaf. Bahwasanya waktu yang telah ditentukan akan segera tiba dan menghampiri kita semua. Maka bersiaplah menuju hari pertemuan dengan sang maha kuasa (Allah SWT).

Ampunan Allah begitu luas kasih-Nya, akan diberikan kepada siapa saja yang terus rajin dan istiqamah dalam ber-tasbih, ber-tahmid, dan ber-istigfar kepada Allah akan memberikan taubat kepada siapa hamba-hamba yang dikehendaki karena dia (Allah) sebaik baik dzat yang menerima pertaubatan hamba dan mengampuni dosa-dosa hambanya. Innahu kaana Tawwaba.

Semoga dengan tasbih, tahmid, istigfar yang terus dilakukan menjadikan kita terus menyemai kemenangan kemenangan berikutnya. Amien


Oleh: Ahmad Fihri, MA

Penulis merupakan dosen AIKA di Fakultas Ekonomi dan Bisnis  (FEB), UHAMKA Jakarta.