Karena Demokrasi Begitu Indah, Jika..

SHARE

Parlemen (Cara Pandang/KAM Darwis)


CARAPANDANG.COM – Demokrasi memberikan ruang dan kesempatan bagi mobilitas vertikal siapa saja. Berbeda dengan sistem kerajaan, dimana terbatasnya posisi-posisi kekuasaan dikarenakan garis keturunan. Maka demokrasi memberikan ruang bagi aneka manusia dengan berbagai latar belakang untuk menempati posisi-posisi penting baik itu di eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.

Maka kita pun mengenal Barack Obama, Joko Widodo yang menjadi Presiden di negaranya masing-masing. Obama menjadi Presiden berkulit hitam pertama di Amerika Serikat. Sedangkan Jokowi jika ditarik profesinya dahulu merupakan pengusaha mebel.

Indonesia, negara yang begitu luas dengan lebih dari 17.000 pulau, 34 provinsi ini merupakan bangsa yang memerlukan banyak pemimpin dengan berbagai domainnya. Pilkada dari berbagai level juga memberikan kesempatan bagi anak bangsa untuk menempati posisi politik tertentu. Pada Pilkada 2018 ratusan pasangan calon berebut kuasa di 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten. Hal yang menunjukkan bagaimana riuhnya event politik di negeri ini. Pun begitu jika Anda beranjangsana ke berbagai daerah di Indonesia, maka iklan politik dari kandidat pun akan bertebaran mengisi ruang publik dimana-mana.

Inilah konsekuensi dari demokrasi yang dipilih. Tugas yang harus diingat adalah menyiapkan para pemimpin di berbagai ranah tersebut. Partai politik sebagai entitas harus berbenah sebagai sarana perekrut dan pembina SDM-SDM pemimpin yang mumpuni. Riuh rendah demokrasi bisa menjadi kekecewaan dan apatisme terhadap politik, manakala yang muncul sebagai pemimpin adalah mereka-mereka yang tidak kompeten ataupun di tengah jalan terciduk korupsi.

Demokrasi pun harus diingat pula sebagai jalan untuk menghadirkan kebaikan untuk bersama. Demokrasi yang membawa kesejahteraan bagi bersama. Dengan demikian demokrasi pun akan lebih bermakna, tak sekadar bising terus menerus yang melelahkan.