Kemendikbud-KLHK Jajaki Perubahan Iklim Masuk Dalam Mata Pelajaran

SHARE

Ilustrasi : Seorang anak dan aktivis perubahan iklim menghadiri protes 'Extinction Rebellion' di pantai Copacabana di Rio de Janeiro, Brazil (istimewa)


CARAPANDANG.COM – Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK Ruandha Agung Sugardiman mengatakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sedang merancang memasukkan kurikulum mengenai perubahan iklim dalam mata pelajaran.

"KLHK dengan Kemendikbud sedang merancang bagaimana memasukkan kurikulum mengenai perubahan iklim di dalam mata pelajaran anak-anak kita ke depannya," kata Dirjen PPI Ruandha dalam acara virtual pemaparan hasil survei pemuda tentang krisis iklim di Jakarta, Jumat (25/9/2020).

Namun, topik mengenai perubahan iklim itu tidak akan dibuat menjadi mata pelajaran baru, ujar Ruandha, tapi akan dimasukkan dalam pelajaran yang sudah ada sebelumnya seperti ilmu pengetahuan alam.

Menurut Ruandha, awalnya KLHK mengusulkan mengenai memasukkan isu perubahan iklim dan dampaknya itu dalam pendidikan kepada pihak Kemendikbud yang disambut baik. Direktorat jenderal yang terkait mengenai masalah itu juga telah berdiskusi soal memasukkan isu tersebut.

"Tidak harus mata pelajaran baru, tapi dimasukkan ke mata pelajaran IPA, bahasa dan IPS. Bagaimana membakar sampah asapnya bisa menjadi gas rumah kaca. Ini yang harus kita kenalkan dan ajarkan kepada anak-anak kita," kata Ruandha.

Sembari menunggu hal itu, KLHK akan terus melanjutkan usaha untuk memberikan pemahaman terkait isu perubahan lingkungan hidup kepada pihak-pihak yang berkepentingan seperti guru-guru.

Ia memberi contoh bagaimana saat ini Ditjen PPI KLHK sedang berada di Gorontalo dalam rangka workshop peningkatan kapasitas pemahaman tentang isu perubahan iklim kepada guru-guru di tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).

Selain di Gorontalo, peningkatan kapasitas pemahaman isu perubahan iklim itu juga sudah dilakukan di Jakarta, Surabaya, dan Semarang.