KemenPPPA Adakan Pelatihan Budidaya Jamur Tiram di Banyuasin

SHARE

istimewa


CARAPANDANG - Suasana Desa Mulia Sari, Kawasan Transmigrasi Telang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan pada pertengahan bulan September 2023 terlihat lebih ramai dari hari biasa. Sekitar 50 perempuan dari Desa Mulia Sari dengan tekun menyimak penjelasan tentang budidaya jamur tiram dari fasilitator Program Akselerasi Usaha Perempuan Penggerak Industri Rumah Tangga (AKSARA). Para peserta pelatihan ini adalah perempuan eks transmigrasi yang tergabung di dalam Kelompok Usaha Bersama (Kube) dan Koperasi Desa Mulia Sari. Sebagai eks transmigran, posisi mereka sangat rentan menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal. Jamur Tiram menjadi harapan baru bagi peserta untuk lebih memberdayakan diri mereka dan mandiri secara finansial.

Aktivitas budidaya Jamur tiram menjadi salah satu jenis usaha baru yang sedang dikembangkan oleh Koperasi BMT Trans Mekar Sari, mulai dari produksi baglog (media persemaian benih jamur), jamur segar sampai produk turunan olahan jamur. Peluang usaha ini sangat menjanjikan karena bernilai ekonomi tinggi dan manfaat gizinya yang baik. Apabila mereka mendapat pendampingan secara intensif dan berkelanjutan, kelompok usaha yang mayoritas beranggotakan perempuan ini diharapkan dapat berkembang dan memiliki kontribusi pada perekonomian wilayah. Sumatera Selatan sendiri merupakan salah satu provinsi dengan budidaya jamur tiram terbanyak di Indonesia. Sebagai gambaran, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), hasil panen jamur tiram di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan bisa mencapai 935 kuintal per tahun.

Melalui pelatihan AKSARA, para perempuan eks transmigran di desa Mulia Sari diharapkan bisa mendapatkan akses usaha dan meningkatkan partisipasi perempuan dalam ekonomi melalui budidaya jamur tiram. Bagi perempuan, kesetaraan masih menjadi hal yang perlu diperjuangkan. Perempuan hingga saat ini masih menjadi bagian dari kelompok rentan. Akses usaha, kontrol, partisipasi, dan manfaat pembangunan belum bisa dirasakan secara maksimal oleh perempuan. Harapannya kegiatan ini dapat menjadi model pengembangan kewirausahaan yang berperspektif gender yang dapat direplikasi di wilayah lainnya di Indonesia.

Kegiatan pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan kerja Menteri PPPA bersama Ikatan Pimpinan Tinggi Perempuan Indonesia (PIMTI) pada Maret lalu ke Kawasan Transmigrasi Telang yang merupakan satu dari 52 Kawasan Transmigrasi binaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) yang berhasil direvitalisasi untuk menjadi Kawasan Transmigrasi yang mampu berdaya saing.

“5 perempuan dari total peserta yang mengikuti pelatihan budidaya jamur tiram ini pernah menjadi PMI. Perempuan di Kabupaten Banyuasin dipandang sebelah mata dalam hal pekerjaan, sehingga tidak banyak lapangan pekerjaan yang tersedia untuk perempuan. Dampak dari hal itu, pada tahun 2009 Kabupaten Banyuasin yang merupakan daerah transmigrasi yang dianggap masih tertinggal menjadikan mayoritas perempuan tidak bekerja atau mencari penghasilan di kabupaten/kota tetangga untuk menjadi petani di lahan milik orang lain,” tutur Lenny Rosalin, Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kemen PPPA.

Selama pelatihan, peserta memperoleh materi ajar berdasarkan modul program AKSARA yang berkaitan dengan tips bagaimana tetap stabil secara emosional sebagai pengusaha, perencanaan produksi, memastikan produk dapat bersaing di pasar, literasi keuangan, penetapan harga pokok penjualan, hingga memberikan modul literasi digital.

Selain AKSARA, peserta juga mendapatkan materi dari Komunitas dan Kerjasama Krealogi dan Du Anyam. Direktur Krealogi, Hanna Keraf mengatakan bahwa pelatihan harus dapat menghasilkan dampak yang berkelanjutan secara ekonomi. Oleh karenanya, Krealogi akan memberikan pendampingan dan pelatihan yang komprehensif dari hulu ke hilir.

Koordinator Koperasi BMT, Rohaya mengatakan Banyuasin merupakan daerah transmigrasi dan kerap dipandang sebelah mata. Namun begitu perbaikan-perbaikan mulai dilaksanakan mulai dari dibangunnya bank, pengalihan modal usaha yang tadinya dibiayai rentenir, hingga keterlibatan pemerintah melalui pendampingan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) bagi kelompok usaha dan koperasi kami membuka lembaga keuangan mikro. Perempuan transmigran tidak pantas dipandang sebelah mata. Sebab, mereka sebetulnya malah dapat membangun sebuah daerah untuk lebih bersaing. dilansir kemenpppa.go.id