Ledakan Dahsyat Guncang Iran, Diduga Terjadi Di Situs Utama Nuklir

SHARE

istimewa


CARAPANDANG.COM - Sebuah Ledakan dahsyat terjadi di fasilitas pengayaan uranium Natanz di Provinsi Isfahan yang menjadi situs nuklir utama Iran pada Kamis (2/7).

Kerusakaan sempat dilaporkan terjadi akibat kecelakaan tersebut. Namun, tak lama, juru bicara Organisasi Energi Atom Iran, Behrouz Kamalvandi, menuturkan insiden itu tidak merusak situs nuklir tersebut.

Ia juga mengatakan tidak ada korban dalam kecelakaan itu dan pihak berwenang tengah menyelidiki penyebab terjadinya insiden.

"Kecelakaan terjadi pada Kamis pagi dan merusak sebuah gudang yang sedang dibangun di ruang terbuka di situs Natanz di pusat Iran," kata Kamalvandi seperti dikutip AFP.

Kamalvandi menuturkan fasilitas nuklir itu sampai saat ini tidak aktif dan tidak ada risiko polusi radioaktif akibat kecelakaan. 

Ia tidak memberikan rincian tentang kronologi dan kecelakaan yang dilaporkan.

Insiden ini terjadi sepekan setelah sebuah ledakan dahsyat mengguncang ibu kota Teheran pada Jumat pekan lalu. Ledakan yang menewaskan 13 orang tersebut diduga berasal dari sebuah situs rudal dan terowongan bawah tanah tersembunyi yang terletak di timur pegunungan ibu kota.

Dugaan itu diungkapkan oleh para analis berdasarkan sejumlah foto satelit.

Foto satelit menunjukkan area sekitar 20 kilometer dari timur pusat Teheran dipenuhi semak belukar yang hangus sepanjang ratusan meter. Semak belukar itu sebelumnya tidak pernah terlihat dari satelit, bahkan dari foto satelit yang sama dan diambil beberapa pekan sebelum ledakan terjadi.

Namun, pemerintah Iran mengatakan ledakan tersebut hanya berasal dari tangki gas industri di sebuah daerah di dekat pangkalan militer Parchin. 

Menurut analis area tangki gas itu berada di dekat fasilitas rudal Khojir Iran.

Iran memang mengumumkan rencananya melanjutkan program pengayaan uranium dan pengembangan senjata rudalnya pada Mei 2019, setelah AS menarik diri dari perjanjian nuklir 205 dan kembali menjatuhkan serangkaian sanksi terhadap negara di Timur Tengah itu.

Padahal, selama ini Iran dinilai patuh pada perjanjian nuklir 2015, di mana Teheran menghentikan segala bentuk pengembangan senjata rudal dan nuklirnya dengan imbalan penghapusan sanksi serta bantuan ekonomi dari negara Barat.