Mana Nasi Goreng Favoritmu?

SHARE

Nasi goreng Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri (voi.id)


CARAPANDANG.COM - Diksi ‘nasi goreng’ kembali menyeruak di publik. Hal tersebut dikarenakan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri memasak nasi goreng di lantai III gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin (20/1/2020) sore. Sebelumnya diksi ‘nasi goreng’ terkoneksi dengan peristiwa nasi goreng Megawati Soekarnoputri ataupun nasi goreng yang diidamkan Barack Obama. Tentu ‘nasi goreng’ tak berdiri sendiri dalam konteks ini. Ini bukan tentang nasi goreng yang biasa kau santap ataupun nasi goreng yang kau inginkan di saat hujan. Terdapat narasi politik, sosial, hukum, budaya, dari ‘nasi goreng’ Barack Obama, Megawati Soekarnoputri, Firli Bahuri.

Firli yang merupakan eks kepala Polda Sumatra Selatan mengutarakan bahwa dirinya memang senang memasak sejak dahulu. “Saya senang memasak. Dulu di Sumatra, di Palembang, juga terkenal dengan nasi goreng kapolda,” ujar Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri seperti dilansir harian Republika.

Firli mengajak pimpinan KPK lainnya, para dewan pengawas, dan pegawai KPK untuk mencicipi nasi gorengnya. Menurut dia, acara masak Ketua KPK ini digagas sebagai salah satu sarana menjalin komunikasi antarindividu di bawah lembaga antirasuah.

Tentu tanggapan dari mantan pimpinan KPK Bambang Widjajanto yang cukup menohok menjadi perhatian publik.

“Ketua KPK seharusnya mengolah dan memasak ramuan antikorupsi yang ditunjukkan melalui apa program strategis KPK dan ketegasan KPK menghadapi brandalisme koruptor and their gangs untuk hadapi masivitas korupsi di era reformasi yang kian nyata dan tak terbantahkan,” kata Bambang Widjajanto.

“Selamat datang, kekonyolan. Percayalah, korupsi takkan bisa kau habisi dengan ribuan piring dari nasi gorenganmu karena yang perlu kau goreng hingga gosong, hangus, dan kering kerontang adalah para koruptor, bukan nasi,” ucap Bambang.

Demikianlah sekelumit narasi dan tanggapan dari nasi goreng Ketua KPK Firli Bahuri. Sejenak mengenang nasi goreng Megawati, hal tersebut diantaranya ditafsirkan dengan ajakan bergabung ke koalisi pemerintahan, teringat juga publik tentang Mega-Prabowo yang menjadi capres-cawapres 2009. Untuk kemudian setelah peristiwa nasi goreng tersebut, kita bisa lihat kini komposisi kabinet serta makna oposisi di era kini.

Sedangkan nasi goreng Barack Obama, ah jangan-jangan menunjukkan inferioritas kita. Betapa kita begitu senang ketika nasi goreng diucapkan oleh orang asing dan berkuasa (kala itu).

Diantara 3 diksi nasi goreng tersebut, mana yang jadi momen favoritmu? Atau ketiganya menunjukkan bahwa lebih enak kita mengonsumsi nasi goreng kesukaan kita, yang terlepas dari lapisan makna politik.