Mantan Aktivis Pelajar Muhammadiyah Rilis Lagu Perdana

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM -  Mantan aktivis Pelajar Muhammadiyah, Rofiq merilis lagu perdana yang berjudul Bekal. Lagu perdana ini ingin menyampaikan pesan kepada para pendengarnya agar senantiasa bersiap diri menyambut kematian. Sebab, kehidupan di dunia hanya sementara, akherat lah tempat kembali dan manusia akan kekal di alam tersebut. 

Seperti dilansir  islamictunesnews dan diberitakan oleh Genial.id penyanyi asal Tegal ini mengungkapkan alasannya mendalami duni musik. Menurutnya melalui musik merupakan  salah satu cara untuk menyampaikan syiar-syiar Islam dengan mudah, khususnya bagi generasi milenial.

“Dengan nasyid diharapkan dapat lebih mudah menyampaikan syiar-syiar Islam melalui pesan pesan ilahiah dalam liriknya. Semoga nasyid bisa mengingatkan dan menyadarkan kita dalam mengaplikasikan ajaran-ajaran Islam, tentu dengan mengamalkan syariat Islam, diawali dari diri sendiri dan disampaikan pada orang lain,” ujar Rofiq. 

Rofiq mengatakan lagu berjudul Bekal ini sebenarnya sudah lama. Namun pria yang saat saat ini berdomisili di Depok baru  merilis lagu tersebut. Dia mengatakan lagu ini ditulis oleh Anas, lirik pada bagian reffnya dikembangkan oleh Rofiq. Untuk musik, diaransemen oleh Nanand Andrei.

Dia menjelaskan pesan yang ada dalam lagu tersebut mengajak kita semua untuk senantiasa mempersiapkan kehidupan setelah di alam dunia. Dia menjelaskan dalam lagu tersebut ada 5 M yang harus disiapkan selagi masih diberikan umur oleh Allah SWT. “Lagu Bekal ini memuat nilai 5M pada liriknya yang dapat kita jadikan bekal dalam menempuh kehidupan. 5M tersebut adalah mu’ahadah (selalu mengingat perjanjian dengan Allah SWT), mujahadah (orang yang bersungguh-sungguh dalam beribadah), muraqobah (selalu merasa diawasi Allah), muhasabah (intropeksi diri), dan mu’aqobah (memberi sanksi ketika lalai beribadah),” jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa lagu Bekal baru dirilis seminggu yang lalu di Streaming Hub IslamicTunes, tepatnya pada tanggal 25 September 2019.  Dia berharap dengan hadirnya lagu ini akan menjadi pengingat kita bersama untuk mempersiapkan kehidupan yang kekal, yakni di alam akherat nanti.

“Saya berharap lagu ini dapat mengingatkan kita bahwa kita tinggal di dunia ini seperti orang asing yang butuh banyak bekal untuk sebuah perjalanan panjang. Hidup di dunia ini akan berakhir, namun kehidupan kekal abadi akan kita dapatkan dengan bahagia sesuai amalan kita di dunia. Kebahagiaan dapat kita raih pada perjalanan panjang yang sangat melelahkan itu hanya dengan amalan-amalan yang kita laksanakan, demi mengundang ridha Allah SWT yang akan memberi kebahagiaan abadi bagi kita di jannah,” ujarnya.

Nasyid Sudah Jadi Bagian Hidup

Mantan aktivis Pelajar Muhammadiyah ini mengatakan bahwa sejak kecil, yakni saat duduk di bangku sekolah dasar (SD) sudah menyukai nasyid. Baginya nasyid telah menjadi bagian dalam hidupnya.

“Saya tertarik menekuni nasyid sejak di Sekolah Dasar. Waktu itu, seusai menunaikan shalat subuh saya sering mendengarkan nasyid melalui radio. Dari situ saya jadi hafal syair-syair nasyid yang membuat saya termotivasi untuk selalu melakukan kebaikan,” kenangnya.

Hobinya ternyata tidak berhenti, saat remaja dia semakin mencintai nasyid. Dan menyanyi lagu-lagu nasyid menjadi kebiasaan sehari-hari. 

Saat dia aktif di Pimpinan Ranting Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) Ranting Dukuh Jati Kidul, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, saat ini berubah menjadi Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dia menjadi vokalis. Dia mengatakan nama grup tersebut Sinar Melati Mas yang disingkat Simmas.

Keberaan Rofiq di grup tersebut menorehkan prestasi sehingga menjadi satu grup nasyid yang diperhitungkan di Kabupaten Tegal.  “Kebetulan saat itu saya juga sudah suka bernyanyi. Berlanjut pada saat SMP dan SMA, saya jadi vokalis  grup nasyid. Alhamdulillah, pernah mendapat juara 2 lomba nasyid tingkat Kota Tegal,”  kenangnya.

Baginya bermusik adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dan menjadi motivasi untuk senantiasa memperbaiki akhlaknya.  “Prinsip saya sebagai seorang munsyid, saya harus mempunyai akhlak dan berusaha untuk menjadi ahsanu amala, sebelum mengeluarkan suara terbaik dalam bernasyid,” demikian Rofiq. (Mir)