Massa yang Gemar Sembako & Politikus Pragmatis

SHARE

Ilustrasi (flickr)


CARAPANDANG.COM – Akhir pekan kemarin dinamika politik kembali menggeliat. Hal tersebut melibatkan massa dalam jumlah banyak. Pembagian sembako di Monas serta aksi #2019GantiPresiden dan #DiaSibukKerja di car free day menjadi titik sorot.

Jauhari terjadi perdebatan antara Sukarno dengan Mohammad Hatta mengenai perlunya pengerahan massa dan pembinaan kader partai politik. Di titik tersebut kedua tokoh tersebut bersilang pendapat. Sukarno lebih gemar dalam politiknya berpidato dengan massa yang sigap mendengarkan. Sedangkan Hatta lebih sunyi melalui pendidikan terhadap para kader partai politik.

Melompat ke zaman now, sesungguhnya diperlukan pembinaan baik bagi massa maupun kader partai politik. Massa harus pandai-pandai memilih event yang diikutinya. Apakah massa telah menjadi warga negara, atau sekadar obyek yang dikerahkan demi populisme politikus ataupun parpol? Apakah massa “dininabobokan” dengan pembagian sembako dan hal-hal pragmatis lainnya?

Sedangkan dari sisi elite diperlukan para politikus yang memiliki visi dan kerja mumpuni. Bukan politikus yang sekadar sibuk melakukan framing, pencitraan. Politik untuk kebaikan orang banyak mula-mula diraih dengan cara dan metode yang benar.

Alangkah jengahnya jika kombinasi yang ditemukan adalah massa yang sekadar gampang disuap dengan sembako. Sedangkan politikusnya sekadar berpikir jangka pendek demi kepentingan diri dan kelompoknya.