Menghadirkan Pembelajaran Bermakna Bagi ABK Di Sekolah Inklusi

SHARE

Ani Anggraeni (Ditjen GTK)


CARAPANDANG.COM – Beberapa tahun lalu, guru dan tenaga kependidikan di SMKN 32 Jakarta memerlukan adaptasi awal kala sekolah tersebut menjadi sekolah inklusi. Sekolah Inklusi adalah sekolah reguler (non-SLB) yang juga melayani pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus (ABK).

Dengan bekal pedagogi, sabar, dan tekun menuntun, upaya menghadirkan layanan pendidikan terbaik pun dihadirkan bagi ABK di SMKN 32 Jakarta.

“Semula memang kaget, karena sedikit berbeda. Lalu pada perkumpulan khusus untuk orang tua, kita panggil orang tua, kami tegaskan bahwa siswa-siswa yang inklusi tersebut tidak ada diskriminasi sama sekali,” kata guru mata pelajaran produk pastry bakery di SMKN 32 Jakarta, Ani Anggraeni beberapa waktu lalu.

Ani mengutarakan bagaimana filosofi menuntun ini digaungkan untuk seluruh insan pendidikan di sekolah.

“Kuncinya kesabaran dan ketekunan. Anggaplah mereka sama dengan kita. Jangan ada perbedaan, sama-sama manusia. Saling menuntun, berdiskusi. Kita manusia tentu ada kekurangan juga,” tutur Ani.

“Bagaimana kita bisa merangkul mereka, saling membantu, saling membimbing, saling membutuhkan, melibatkan mereka dalam diskusi, saling mengisi kekurangan kita masing-masing,” sambungnya.

Pihak orang tua pun dirangkul sebagai tim pendidikan demi menghadirkan pembelajaran bermakna bagi siswa ABK.

“Untuk uji kompetensi, saya komunikasikan dengan guru pembimbing ABK-nya, komunikasi dengan orang tuanya supaya banyak latihan di rumah,” terang Ani mengurai tripusat pendidikan.

Gotong Royong Sesama Siswa

Ani mengungkap ada ABK dengan tunagrahita, autis, tunadaksa, tunawicara di SMKN 32 Jakarta yang berlokasi di daerah Tebet tersebut. Konsep gotong royong melibatkan rekan sebaya pun diterapkan.

“Kita suka membuat kerja kelompok. Jadi dibagi-bagi, seperti membuat cookies, yang ini bagian apa, yang lain bagian apa. Kerja sama terjadi. Antarsesama teman, kita aktifkan kebersamaannya, saling tolong menolong,” ujar Ani membagi “resep” praktik baik pembelajarannya.

“Seperti ketika lomba menghias kue, mereka berhasil menjadi juara juga berkat bimbingan dari teman-temannya sendiri,” lanjut guru mata pelajaran produk pastry bakery di SMKN 32 Jakarta, Ani Anggraeni.