MenKopUKM ajak Pemkab Buton Tengah Garap Potensi Sumber Daya Laut

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengajak Pemerintah Kabupaten Buton Tengah di Sulawesi Tenggara untuk menggarap potensi sember daya laut di wilayah itu yang begitu melimpah dan memiliki nilai ekonomi tinggi.

"Potensi sumber daya laut yang dimiliki Buton Tengah terbilang luar biasa. Ikan teri asal Kota Medan, Sumatra Utara, belum banyak yang tahu, rupanya bahan baku teri Medan menggunakan ikan teri hasil olahan warga Desa Waburense, Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah," kata MenKopUKM Teten Masduki saat kunjunan kerja di Buton Tengah, Minggu.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki didampingi Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi berkunjung langsung ke Desa Waburense, Kabupaten Buton Tengah, untuk menghadiri pameran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang diselenggarakan pemkab setempat.

Teten menyebut, ada tiga potensi sumber daya laut di Kabupaten Buton Tengah di antaranya olahan ikan teri, budidaya lobster, dan rumput laut.

"Ini yang punya potensi besar untuk dikembangkan. Nanti ada upacara, kita ganti namanya teri Medan menjadi teri Waburense," ujar dia.

Menkop juga melihat pemasaran komoditas unggulan tersebut sudah mulai dilakukan dengan baik oleh para pelaku UMKM, namun menurutnya masih harus disiapkan koperasi pengembangan wisata alam.

"Jadi tiga hal itu saja, kita tidak usah muluk-muluk. Kemudian setelah kita tetapkan sektornya, kita harus mendukung ekosistemnya. Akses pembiayaan, akses pengembangan usaha.

Menkop mengatakan Indonesia perlu mencontoh negara lain dalam hal pengembangan komoditas unggulannya salah satunya Norwegia yang pendapatan negaranya saat ini dominan berasal dari komoditas Ikan Salmon.

Selain itu, Selandia Baru juga dapat menjadi contoh lainnya karena mereka fokus pada pengembangan olahan dari sapi termasuk daging dan susu.

“Kita harus mencontoh mereka karena fokus pada keunggulan domestiknya. Tapi juga harus didukung melalui riset dan inovasi karena Indonesia ini punya kondisi yang berbeda-beda dan harus disesuaikan,” ucap Menkop.

Halaman : 1