Mobil Esemka yang Semoga Tak Sekadar Menjadi ‘Kendaraan Politik’

SHARE

Jokowi (Soki)


CARAPANDANG.COM – Sosok Joko Widodo ketika mengorbit di jagat politik nasional dikenal dengan kedekatannya dengan mobil Esemka. Esemka merupakan merek mobil lokal yang semasa Jokowi masih menjabat sebagai Wali Kota Solo digunakan sebagai mobil dinasnya. Jokowi memilih mobil Esemka sebagai kendaraan dinas pada Januari 2012. Seperti dilansir CNN Indonesia, sebanyak dua unit mobil Esemka Rajawali (SUV) produksi SMK Negeri 2 Surakarta dan SMK Warga Surakarta diserahkan kepada Jokowi kala itu.

Kini enam tahun telah berlalu semenjak meroketnya nama mobil Esemka dan hampir habis periode pemerintahan Presiden Jokowi. Mobil Esemka kembali muncul di permukaan opini kala Jokowi datang ke pembukaan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (19/4/2018). Adalah para pewarta yang menanyakan tentang hal tersebut.

Jokowi menjawab diplomatis bahwa sebuah produk harus melalui tahap riset dan uji coba sebelum masuk ke industri.

"Nanti dilihat apakah Esemka bisa masuk ke industri apa tidak. Bisa masuk ke industri, tetapi bisa dipasarkan atau tidak, nanti kita lihat," kata Jokowi seperti dilansir Kompas.

Hasrat untuk memiliki mobil nasional sesungguhnya bukan kali pertama terjadi di Indonesia. Indonesia pernah memiliki “mobil nasional” yakni Timor yang sayangnya ditengarai sarat dengan KKN. Seiring tumbangnya pemerintahan Orde Baru, maka reda pulalah “mobil nasional” Timor yang lekat dengan sosok anak Soeharto, Tommy.

Indonesia juga pernah punya asa memiliki industri dirgantara yang mandiri. Namun hal itu terkendala dengan krisis ekonomi, lalu syarat dari IMF yang akhirnya menyurutkan IPTN. Berdiri di atas kaki sendiri memang merupakan harapan dan kebanggaan. Maka tak mengherankan mobil Esemka pun disambut dengan hiruk pikuk kala itu dikarenakan menjanjikan untuk menyerap para siswa SMK dalam proses produksi. Ditambah lagi kebanggaan memiliki mobil dari karya bangsa sendiri.

Maka Jokowi dengan pertanyaan mobil Esemka tersebut semestinya disegarkan kembali ingatannya. Tentang keberpihakan dan mobil Esemka yang dapat menyerap tenaga kerja dalam negeri juga menjadi kebanggaan bangsa. Dan semoga mobil Esemka tak sekadar “kendaraan politik” yang dipakai untuk mengungkit elektabilitas, namun ketika kekuasaan telah di genggaman, maka penguasa enggan untuk bertindak lebih pada mobil Esemka.