Modal Sosial Kunci Keamanan Bangsa

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa modal sosial untuk bekerja sama (gotong royong) menjadi kunci untuk lebih meningkatkan ketahanan bangsa terhadap bencana.

Modal sosial untuk bekerja sama adalah kunci untuk lebih meningkatkan ketahanan bangsa terhadap bencana di berbagai skala, kata Badan PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melalui pernyataan di Jakarta, Jumat.

Menurut OCHA, konflik sosial, cuaca ekstrem serta dampak sisa akibat pandemi COVID-19 akan selalu membutuhkan pendekatan holistik dan terkoordinasi dari komunitas kemanusiaan, mitra pemerintah, masyarakat sipil serta komunitas rentan.

Menjelang Hari Kemanusiaan Sedunia pada 19 Agustus, PBB mengingatkan bahwa 2023 akan menjadi tahun dengan jumlah korban pegiat kemanusiaan yang cukup tinggi.

Data sementara dari peneliti Aid Worker Security Database pada Humanitarian Outcomes menyebutkan bahwa sepanjang 2023, terdapat hingga sebanyak 62 pegiat kemanusiaan tewas dalam krisis di seluruh dunia dengan 84 orang terluka dan 33 orang diculik, menurut pernyataan tersebut.

Sedangkan jumlah pegiat yang tewas tahun lalu mencapai 116 orang.

Para pegiat kemanusiaan tetap berkomitmen membantu, #ApapunYangTerjadi (#NoMatterWhat), meskipun terdapat risiko yang semakin besar, seperti dikutip dari pernyataan itu.

Sudan Selatan menempati peringkat tertinggi kategori kondisi tidak aman selama beberapa tahun. Sebanyak 22 kematian dan 40 serangan terhadap pegiat kemanusiaan dilaporkan hingga 10 Agustus.

Sementara itu, Sudan menempati urutan kedua dengan 17 serangan dan 19 kematian dilaporkan sepanjang tahun ini. Angka tersebut melampaui jumlah yang tidak terdata sejak puncak konflik Darfur selama 2006 sampai 2009.

Negara lain yang juga mencatat korban pekerja kemanusiaan yakni Republik Afrika Tengah, Mali, Somalia dan Ukraina. Pada 2022 tercatat 444 serangan terhadap pegiat kemanusiaan dibanding dengan 460 serangan pada tahun sebelumnya yang menewaskan 141 orang.

Hari Kemanusiaan Sedunia tahun ini sekaligus menandai 20 tahun serangan bom bunuh diri di markas besar PBB di Canal Hotel di Baghdad, Irak. Dalam peristiwa itu sebanyak 22 staf PBB tewas dan sekitar 150 orang lainnya terluka.

PBB dan mitranya berencana membantu hampir 250 juta orang yang terseret ke dalam krisis di seluruh dunia.

Semua lapisan pegiat kemanusiaan tahun ini juga melakukan kampanye untuk menyoroti komitmen berkelanjutan, tidak peduli siapa, di mana pun, #NoMatterWhat.

Peringatan Hari Kemanusiaan Sedunia tahun ini menyoroti pentingnya kerja sama multipihak dalam upaya terus beradaptasi menghadirkan dunia yang lebih baik.

Peringatan Hari Kemanusiaan Sedunia tahun ini diselenggarakan oleh OCHA dan bekerja sama dengan badan PBB lainnya di Indonesia, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Sosial, LSM, organisasi lintas agama dan PT Integrasi Transit Jakarta. dilansir antaranews.com