CARAPANDANG.COM - Pondok pesantren merupakan potret kebhinnekaan Indonesia. Pasalnya, disana tidak hanya menjadi pusat ilmu agama, tapi juga sebagai tempat berbaur dan mewarnai masyarakat sekitar. Padahal para santri yang menempuh pendidikan di ponpes berasal dari beragam latar belakang suku serta status sosial.
Demikian disampaikan Wakil Ketua MPR Syarief Hasan dalam acara Temu Tokoh Nasional di Pondok Pesantren Roudhotul Muta'allimin, Sukanagalih, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (20/10).
Dia mengatakan hidup bersama dan membaur dengan masyarakat menjadi hal yang lumrah terjadi disana. Maka itu, jika ingin melihat bagaimana rakyat Indonesia melaksanakan kebhinnekaan, maka lihat lah di pondok pesantren.
"Ini yang saya sebut ponpes adalah potret nyata kebhinnekaan Indonesia, jika ingin melihat bagaimana rakyat Indonesia melaksanakan kebhinnekaan, lihat ponpes," ujarnya.
Syarief menjelaskan tentang Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan semboyan bangsa, yang tertulis pada lambang negara Garuda Pancasila, bermakna "berbeda-beda tetap satu jua". Penjelasannya menurut dia adalah Indonesia terdiri dari keberagaman namun tetap bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam kesempatan itu Syarief Hasan meminta para santri untuk menyebutkan secara berurutan Empat Pilar MPR RI, lalu salah satu santriwati Siti Khodijah menjawab dengan tepat. "Empat Pilar MPR adalah Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika," ujar Siti.
Menurut Syarief, santri adalah generasi muda yang pintar karena sudah banyak prestasi yang ditorehkan kalangan santri karena itu, dirinya mengajak santri terus rajin belajar. "Bhinneka Tunggal Ika adalah sebagian dari ilmu pengetahuan yang luas, belajar terus, jangan pantang menyerah jika gagal atau mendapat hambatan. Kalau itu konsisten dilakukan, saya yakin para santri ponpes Roudhotul Muta'allimin akan menjadi 'mercusuar' bangsa Indonesia," ujarnya.
Hadir dalam acara yang mengikuti protokol kesehatan secara ketat tersebut Pimpinan Ponpes H. Dadang Abdul Aziz, Ketua Yayasan Hj. Tati Sholihah, tokoh masyarakat, tokoh agama sekitar dan para santri serta santriwati.
Demikian disampaikan Wakil Ketua MPR Syarief Hasan dalam acara Temu Tokoh Nasional di Pondok Pesantren Roudhotul Muta'allimin, Sukanagalih, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (20/10).
Dia mengatakan hidup bersama dan membaur dengan masyarakat menjadi hal yang lumrah terjadi disana. Maka itu, jika ingin melihat bagaimana rakyat Indonesia melaksanakan kebhinnekaan, maka lihat lah di pondok pesantren.
"Ini yang saya sebut ponpes adalah potret nyata kebhinnekaan Indonesia, jika ingin melihat bagaimana rakyat Indonesia melaksanakan kebhinnekaan, lihat ponpes," ujarnya.
Syarief menjelaskan tentang Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan semboyan bangsa, yang tertulis pada lambang negara Garuda Pancasila, bermakna "berbeda-beda tetap satu jua". Penjelasannya menurut dia adalah Indonesia terdiri dari keberagaman namun tetap bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam kesempatan itu Syarief Hasan meminta para santri untuk menyebutkan secara berurutan Empat Pilar MPR RI, lalu salah satu santriwati Siti Khodijah menjawab dengan tepat. "Empat Pilar MPR adalah Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika," ujar Siti.
Menurut Syarief, santri adalah generasi muda yang pintar karena sudah banyak prestasi yang ditorehkan kalangan santri karena itu, dirinya mengajak santri terus rajin belajar. "Bhinneka Tunggal Ika adalah sebagian dari ilmu pengetahuan yang luas, belajar terus, jangan pantang menyerah jika gagal atau mendapat hambatan. Kalau itu konsisten dilakukan, saya yakin para santri ponpes Roudhotul Muta'allimin akan menjadi 'mercusuar' bangsa Indonesia," ujarnya.
Hadir dalam acara yang mengikuti protokol kesehatan secara ketat tersebut Pimpinan Ponpes H. Dadang Abdul Aziz, Ketua Yayasan Hj. Tati Sholihah, tokoh masyarakat, tokoh agama sekitar dan para santri serta santriwati.