Muhammadiyah: Pemerintah Harus Menjaga Netralitas di Pilkada 2018

SHARE

Istimewa


CARAPANDANG.COM – Jelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak pada 27 Juni 2017 Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah memberikan empat pesan kepada pemerintah.

Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia berharap gelaran pesta demokrasi dalam memilih kepala daerah ini bisa berjalan lancar dan aman. Serta sesuai dengan aturan yang berlaku.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir sangat berharap kepada pemerintah mampu menjaga netralitas dalam pelaksanaan Pilkada ini. Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah memberikan empat pesan kepada pemerintah, para kandidat dan masyarakat menjelang penyelenggaraan pilkada serentak 27 Juni 2018. Langkah ini agar pilkada dapat berjalan sesuai aturan, aman, tertib dan lancar. Dan dia berpesan agar seluruh kandidat bisa bersaing secara jujur dan kesatria.

“Para kandidat hendaknya bersaing secara sehat, sportif, berjiwa ksatria, dan mematuhi semua peraturan dengan menjauhi praktik politik uang, keculasan, kecurangan, kekerasan, kampanye hitam serta pernyataan-pernyataan yang mengandung unsur kebencian dan bernuansa SARA,” pesannya dalam keterangan tulis, Senin (25/6).

Kepada masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah, Haedar berpesan agar mampu mengedepankan hati nurani dalam memilih pemimpin. Jika pilihan berdasarkan hati nurani maka akan menghasilkan pemimpin yang akan berkorban demi kepentingan rakyat.

Berikut empat pesan PP Muhammadiyah, antara lain :

1. Pemerintah dan aparatur negara hendaknya mendukung dan memfasilitasi penyelenggaraan pilkada sesuai dengan tugas, kewenangan, dan tanggung jawab yang tinggi. Pemerintah dan aparatur negara hendaknya benar-benar menjaga netralitas, integritas, dan kredibilitas serta mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok dengan tidak menggunakan dan menyalahgunakan jabatan dan fasilitas negara untuk kepentingan pemenangan salah satu pasangan baik secara langsung ataupun tidak langsung.

2. Para kandidat hendaknya bersaing secara sehat, sportif, berjiwa ksatria, dan mematuhi semua peraturan dengan menjauhi praktik politik uang, keculasan, kecurangan, kekerasan, kampanye hitam serta pernyataan-pernyataan yang mengandung unsur kebencian dan bernuansa SARA. Para kandidat dan tim kampanye hendaknya tidak melakukan politisasi agama yang mereduksi nilai-nilai luhur agama dan berpotensi memecah belah masyarakat, umat, dan bangsa.

3. Kepada masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah, agar dalam menentukan pilihan mempertimbangkan dan mengutamakan pemimpin yang memiliki kompetensi kepemimpinan, visioner, amanah, berakhak mulia, bersih dari korupsi, mampu menjalin kerjasama dengan semua elemen bangsa, berjiwa negarawan, dan berdedikasi tinggi dalam melayani seluruh rakyat.

4. Masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah, hendaknya berpartisipasi aktif dan konstruktif dalam proses Pilkada dengan menjadi pemilih yang kritis, cerdas, arif, dan dewasa serta  memberikan suara dengan penuh tanggung jawab. Masyarakat hendaknya saling menghormati perbedaan pilihan, menjaga ketertiban, dan memelihara persatuan bangsa. Masyarakat, para kandidat, dan pendukung hendaknya menerima hasil-hasil Pilkada secara ksatria; yang menang tidak jumawa dan merayakan kemenangan secara berlebihan dan yang kalah dapat legawa menerima kekalahan.